Katolikpedia.id – Dua imam Katolik yang dibunuh oleh pasukan Nazi dalam pembantaian Boves, dibeatifikasi sebagai martir di Boves sebuah kota kecil di Provinsi Cuneo Italia, Italia Utara pada hari Minggu, 16/10/22.
Pembantaian Boves adalah kejahatan perang Dunia II yang terjadi pada 19 September 1943 di Komune Boves. Ini merupakan pembantaian Nazi pertama terhadap warga sipil di Italia.
Dalam bahaya ekstrim, Pastor Giuseppe Bernardi dan Pastor Mario Ghibaudo “tidak meninggalkan kawanan domba yang dipercayakan kepada mereka, tetapi membantu warga yang menderita, berbagi nasib tragis dengan sesama warga kota lainnya yang dibunuh Nazi, hingga ikut tewas terbunuh,” demikian dekrit kepausan yang dibacakan pada Misa beatifikasi mereka.
Dalam homilinya saat doa Angelus, Paus Fransiskus memuji keberanian dan pengorbanan Pastor Giuseppe dan Pastor Mario. Bapa Suci juga berdoa agar teladan mereka turut “berkobar dalam diri para imam, keinginan untuk menjadi gembala di hati Kristus, dan keinginan untuk selalu dekat dengan umat.”
Beato Mario Ghibaudo
Pastor Ghibaudo merupakan seorang imam muda. Usianya baru dua puluh tahun saat ia mulai melayani. Usai ditahbiskan ia ditugaskan sebagai pastor rekan di Paroki San Bartolomeo Boves.
Pada pagi hari 19 September 1943, Pastor Ghibaudo berangkat ke kota Boves, Italia untuk mengadakan Misa dan melayani pengakuan dosa di sana.
Beberapa jam kemudian, ia melihat tentara Jerman mulai menyerang dan membakar 350 bangunan di kota pegunungan Italia di selatan Turin. Maka, tergeraklah hari Pastor Ghibaudo untuk menolong warga melarikan diri ke pedesaan.
Imam muda itu lalu kembali ke kota untuk menyelamatkan Hosti Suci dan memberikan absolusi kepada umat yang tertembak. Tapi sayang, nyawanya tidak tertolong. Ia tertembak saat hendak memberikan absolusi kepada seorang pria yang sedang kepayahan akibat luka tembak di bagian kepala.
Seorang tentara lalu dengan kasar menginjak wajah Pastor Ghibaudo dengan sepatu botnya lalu menikamnya. Ia meninggal saat itu juga di usia imamatnya yang baru tiga bulan.
Romo Ghibaudo meninggal saat melayani sebagai seorang imam, memenuhi panggilan yang ia impikan ketika menerima Komuni Pertama. Saat itu, ia menulis dalam buku catatannya, bahwa selamanya dia akan menjadi imam.
“Bercita-cita menjadi imam, hidup sebagai seorang imam dan mati sebagai seorang imam: ini adalah integritas dan harapan terbesar yang saya bayangkan dalam hidup saya.”
Pastor Mario Ghibaudo lahir di Borgo San Dalmazzo, Provinsi Cuneo, Barat Daya wilayah Piedmont Italia, pada 19 Januari 1920. Ia ditahbiskan menjadi imam pada 19 Juni 1943. Pada tanggal 1 Juli, ia ditugaskan sebagai Pastor rekan di Paroki San Bartolomeo Boves.
Beato Giuseppe Bernardi
Setelah Italia menyerah kepada Sekutu pada September 1943, dua tentara Jerman ditangkap saat bentrokan bersenjata pecah di pegunungan Boves antara tentara Nazi dan sekelompok partisan Italia. Mayor Jerman Joseph Peiper mengancam akan menghancurkan Boves jika kedua tentara itu tidak dibebaskan.
Maka, sebagai Pastor Paroki di Boves, Pastor Giuseppe Bernardi dipanggil untuk menjadi penengah bersama Antonio Vassallo, seorang pengusaha lokal. Setelah keduanya berhasil merundingkan pembebasan dua tentara Jerman tersebut, Nazi malah ingkar janji dan malah memulai kampanye pembalasan.
Hal ini membuat Pastor Bernardi dan Antonio Vassallo ditangkap dan dimasukkan ke dalam mobil tahanan berlapis baja. Dari sana mereka menyaksikan komunitas mereka dihancurkan. Dalam suasana bahaya, Pastor Bernardi tidak kehabisan akal.
Menurut dekrit Vatikan tentang kemartirannya, Pastor Bernardi masih menyempatkan diri memberkati mayat-mayat yang berserakan dari dalam mobil tahanan. Pada saat itulah ia tertembak. Jenazahnya kemudian dibakar di hari yang sama. Pastor Bernardi gugur sebagai martir pada usia 45 tahun.
Sebelum kematiannya, Romo Bernardi pernah berkhotbah tentang kemartiran ketika parokinya merayakan pesta St. Bertolomeus: “Dia akan mati, jika perlu, di tengah-tengah siksaan yang berat, untuk menyatakan kepada semua orang dari tiang gantungan bahwa imannya, cintanya kepada Tuhan lebih kuat daripada kematian.”
Giuseppe Bernardi lahir di Caraglio, Provinsi Cuneo, Italia pada 25 November 1897 dari sebuah keluarga yang sederhana. Ia masuk seminari saat usia 10 tahun. Dan pada 29 Juni 1923 ia ditahbiskan menjadi imam oleh Monsignor Giuseppe Castelli.
Misa beatifikasi dipadati ribuan umat
Pastor Giuseppe Bernardi dan Pastor Mario Ghibaudo mencintai Kristus hingga titik darah penghabisan. Keduanya gugur sebagai martir di hari yang sama. Mereka memiliki kesamaan, yakni meninggal saat memberkati dan mendoakan umat yang tertindas.
Di Indonesia, kisah tentang Pastor Giuseppe dan Pastor Ghibaudo mungkin tidak begitu populer. Namun, di Italia, pengorbanan dua imam ini mengundang decak kagum para umat.
Lebih dari 1.000 orang menghadiri Misa beatifikasi yang dipersembahkan di halaman Sanctuary of Our Lady of the Woods di Boves. Relikui kedua orang kudus ini ditempatkan di dekat altar. Banyak umat datang dan berdoa di sana.
Pastor Giuseppe Bernardi dan Pastor Mario Ghibaudo dibeatifikasi secara bersamaan di Boves. Ekaristi dipimpin oleh Kardinal Marcello Semeraro, Prefek Dikasteri untuk Pekerjaan Orang-orang Suci mewakili Paus Fransiskus, diapit oleh Uskup Cuneo dan Fossano, Monsignor Piero Delbosco dan Ketua Konferensi Waligereja Piedmont, Monsignor Franco Lovignana.
Dalam perayaan Ekaristi, Kardinal Marcello membacakan dengan lantang beberapa kesaksian yang diterima Vatikan.
Seorang saksi menggambarkan Pastor Ghibaudo sebagai imam yang tetap melakukan pelayanannya meski di tengah peperangan dengan memberkati dan memberikan absolusi kepada umat. Sedangkan Pastor Bernardi digambarkan sebagai gembala yang baik yang memberikan hidupnya untuk domba-dombanya.
Beato Mario Ghibaudo & Beato Giuseppe Bernardi, doakanlah kami.
Sumber: catholicnewsagency.com, santiebeati.it, headtopics.com