Katolikpedia.id – Umat Katolik Keuskupan Agung Palembang bersukacita. Gereja Katolik Tanjung Enim, akhirnya diresmikan. Bupati Muara Enim, Usmarwi Kaffah, hadir dan meresmikan tempat ibadah umat Katolik tersebut.
Gereja Katolik Santo Yosef Tanjung Enim tersebut diresmikan pada Rabu, 19 Juli 2023.
Sementara perayaan Ekaristi pemberkatan gereja ini dipimpin Uskup Agung Palembang, Mgr Yohanes Harun Yuwono, didampingi Uskup Emeritus Palembang, Mgr Aloysius Sudarso SCJ, dan Uskup Tanjung Karang, Mgr Vinsentius Setiawan Triatmojo.
Gereja berada di wilayah PT. Bukit Asam (PTBA), salah satu perusahaan tambang batubara yang ada di Sumatera Selatan.
Ketua Pembangunan Gereja Katolik Santo Yosep Tanjung Enim Fx Sigit Heri Basuki dalam sambutannya mengatakan, hingga bangunan sekarang, Gereja St Yusuf Tanjung Enim ini sudah melewati beberapa kali renovasi.
Alasan renovasi karena bangunan yang sudah rapuh dan daya tampung yang terbatas. Karena itu, setiap kali ada renovasi, luas bangunan gereja ditambah.
“Pada pada tahun 2020, kami mulai lakukan renovasi pembangunan gereja tahap II,” ujarnya.
Gereja dua lantai ini memiliki luas bangunan Gereja 600 m2. Satu komplek dengan gereja ada kapel/ruang doa harian, ruang serbaguna, pastoran, ruang dewan paroki, perpustakaan, dan service.
Total luas lahan untuk gereja dan bangunan pendukungnya adalah 1200 meter persegi.
Sementara untuk dana yang dikeluarkan untuk membangun gedung gereja dan fasilitas pendukungnya tersebut, sekitar Rp 7 Milyar.
Sejarah Singkat
Pada mulanya Tanjung Enim adalah stasi yang menjadi bagian dari reksa pastoral Paroki St. Maria Pengantara Rahmat Ilahi Lahat.
Gereja Katolik Tanjung Enim pertama kali dibangun pada tahun 1925. Saat itu, gereja ini menjadi tempat berkumpulnya umat yang sebagian besar adalah karyawan tambang batubara.
Tiap minggu mereka bertemu di sini untuk merayakan Ekaristi dan Ibadat Sabda.
Kepala Paroki Santo Yosef Tanjung Enim, Romo Paulus Kristanto mengatakan, kenyataan jumlah umat yang semakin bertambah dan kapasitas gereja yang terbatas menjadi salah satu alasan bagi seluruh umat untuk bermimpi membangun dan memiliki gedung gereja baru.
“Peletakan batu pertama pembangunan gedung gereja ini diadakan pada 17 Oktober 2021. Gereja dibangun dua lantai, lantai 1 untuk pastoran dan aula paroki, sedangkan lantai 2 untuk gereja. Kami bersyukur dan berterimakasih, karena ada begitu banyak pihak yang ikut ambil bagian mendukung proses pembangunan ini”, ungkap Romo Paulus.
Sumber: palpos.disway.id dan hidupkatolik.com
