Katolikpedia.id – Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (HAK) dan Kerasulan Awam (Kerawam) Keuskupan Tanjungkarang berkomitmen untuk bersinergi dengan seluruh komisi dan bidang yang ada di Keuskupan Tanjungkarang.
Untuk mewujudkan cita-cita itu, Komisi HAK dan Kerawam Keuskupan Tanjungkarang menghelat dialog lintas komisi dan bidang di Wisma Albertus, Bandarlampung, 7/12/2019.
Kegiatan yang bertajuk, “Memperkuat Sinergitas yang Terintegrasi dengan Mitra Kerja yang ada dalam Komisi-Komisi,” diikuti oleh para Romo ketua komisi yang bergerak di bidang kerasulan Awam, perwakilan biara-biara, kelompok-kelompok kategorial, serta perwakilan mahasiswa katolik.
Romo Philipus Suroyo, Ketua Komisi HAK dan Kerawam Keuskupan Tanjungkarang, dalam pengantar mengatakan bahwa seluruh komisi di keuskupan perlu bersinergi. Sinergisitas ini dibutuhkan demi terciptanya karya pastoral yang selaras dengan visi dan misi Keuskupan Tanjungkarang.
Baca Juga: Semua Agama Mengajarkan Umatnya Hidup Rukun dan Damai
“Sinergi antar komisi bisa membuat roda pastoral berjalan dengan baik. Seluruh program kita tentunya perlu berpijak pada visi dan misi keuskupan,” ujar Romo Roy, sapaannya.
Vikaris Jenderal Keuskupan Tanjungkarang, Romo Yohanes Samiran SCJ turut berkontribusi untuk memberikan materi terkait visi dan misi Keuskupan Tanjungkarang. Romo Samiran mengajak seluruh peserta untuk menghidupi visi dan misi keuskupan dalam karya.
Visi Keuskupan Tanjungkarang adalah “Gereja Katolik dengan menjadi Garam dan Terang Dunia bersama Kristus Sang Jalan, Kebenaran, dan Kehidupan adalah Sakramen Keselamatan bagi Semua Orang.”
“Kita dipanggil untuk menjadi sakramen keselamatan. Maka, kita perlu menjadi bagian integral di bumi Lampung ini.
Kita perlu berinteraksi secara langsung dengan masyarakat Lampung, supaya kita bisa menjadi Gereja Katolik Lampung, bukannya Gereja Katolik di Lampung,” terang Romo Samiran.
Romo Roy memberikan materi tentang spiritualitas pelayan pastoral. Pastor Kepala Paroki St Andreas Rasul Marga Agung ini mengajak seluruh peserta untuk mampu berdamai dengan diri sendiri sebelum melayani.
“Kalau kita dikritik sedikit, langsung ngambek. Bagaimana kita bisa memberikan diri untuk pelayanan secara total? Untuk itu, kita harus selesai dengan diri kita,” ucap imam yang ditahbiskan 20 tahun yang lalu ini.
Pemateri selanjutnya, Elda Tambara memaparkan perkembangan jagat digital sekarang ini. Indonesia termasuk ke dalam negara teratas dalam hal jumlah pengguna media sosial.
Elda mengajak seluruh peserta untuk mulai berani memulai karya misi digital. Tulisan-tulisan yang positif dan juga konten-konten positif dan kreatif sangat dibutuhkan untuk melawan banyaknya berita bohong.
“Dampak negatif dunia digital tidak bisa kita bendung. Tetapi, kita bisa membanjiri dunia Maya dengan konten-konten positif dan kreatif,” ucap umat Paroki Hati Kudus Yesus, Metro ini.
Seluruh rangkaian acara diakhiri dengan penyusunan langkah bersama. Seluruh peserta yang dimoderatori oleh Romo Roy membangun komitmen bersama untuk perjalanan Pastoral komisi di tahun mendatang.
Baca Juga: Hai OMK, Manfaatkan Potensimu, Beranilah Melangkah dan Yakinlah kepada Tuhan
Komitmen bersama ini sangat berguna demi terwujudnya visi dan misi Keuskupan Tanjungkarang ke depan.