Katolikpedia.id – Natal merupakan sebuah momen yang spesial dan penuh berkat bagi semua umat Kristiani. Suasana rumah, gereja dan tempat umum terhiasi dengan ornamen-ornamen khas natal. Tapi, natal tidak hanya berpatokan pada ornamen yang khas. Ada hal lain yang perlu direnungkan.
#Bayi Yesus
Ada satu simbol yang khusus yaitu bayi yesus dalam palungan. Dalam tradisi Natal, umat kristiani kembali merayakan pesta kelahiran Yesus, sang penebus dunia. Mungkin saja, setiap kita merayakan natal dalam situasi yang berbeda-beda (sedih, kecewa, gembira, bahagia, terjatuh ataupun sukses).
Namun, peristiwa natal hendak mengajak kita pada satu titik keyakinan iman bahwa Allah senantiasa peduli pada kelemahan manusiawi dan mau menyelamatkan serta membebaskan dunia dari bahaya kuasa dosa.
Warta kabar sukacita itu, menurut injil Lukas, pertama-tama diterima oleh para gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada malam hari.
Para gembala kaget dan takut saat didekati oleh seorang malaikat. Namun sang malaikat meneguhkan mereka katanya “jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa. Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus Tuhan, di kota Daud.
Kata-kata malaikat ini mengubah situasi perasaan para gembala dari rasa takut menjadi rasa ingin tahu apa tandanya kalau telah lahir sang Juruselamat? Sang malaikat mengundang mereka untuk datang dan menjumpai bayi Yesus yang dibungkus dengan lampin dan terbaring dalam palungan.
Perjumpaan dengan bayi Yesus mengantar para gembala untuk ikut besukacita dan turut memuliakan Allah bersama bala tentara surgawi.
#Para gembala, malam dan palungan
Saat membaca dan merenungkan tentang kisah kelahiran Yesus dalam injil Lukas 2,1-14, muncul pertanyaan reflektif: Mengapa warta sukacita itu pertama-tama diterima oleh para gembala pada malam hari dan apa makna bayi Yesus dibaringkan dalam palungan?
Pertanyaan tersebut mengantar kita untuk merefleksikan lebih dalam makna simbolis tiga kata yaitu Gembala, malam dan palungan.
Profesi sebagai Gembala merupakan sebuah profesi yang menjadi warisan turun temurun dalam tradisi Israel. Seorang gembala dikenal dalam hidup sosial dan menjadi harapan hidup bagi keluarga. Sang gembala memberikan hidupnya demi menjaga dan melindungi kawanan ternak dari serangan bahaya binatang buas dan cuaca yang ekstrem buruk, khususnya pada malam hari.
Malam menjadi momen yang penuh bahaya, bisa saja binatang buas datang menyerang kawanan ternak, atau juga cuaca malam hari yang dingin. Untuk melindungi ternaknya, sang gembala harus tetap berjaga-jaga dan membakar kayu api untuk memberi kehangatan bagi kawanan ternak.
Palungan menjadi tempat makan dan minum kawanan ternak. Di situlah tempat harapan hidup bagi semua kawanan ternak.
Situasi sosial sehari-hari itu membuat orang Israel pun memiliki figur Allah sebagai gembala. Sungguh menarik bahwa penginjil Lukas memperkenalkan Yesus, sang juruselamat lahir di antara para gembala dan dibaringkan dalam palungan, tempat makan dan minum kawanan ternak.
Dalam konteks ini, ada dua figur Yesus yang hendak ditampilkan oleh pengarang injil yaitu Yesus sebagai bagian dari gembala sekaligus menjadi sumber hidup bagi kawanan domba.
Bersama para gembala, kita semua diundang untuk berusaha mencari dan menemukan bayi Yesus. Hendaknya perjumpaan personal dengan Yesus dalam perayaan natal membawa perubahan dalam hidup kita.
Sebagaimana sesuai arahan dan undangan pesan KWI-PGI bahwa hendaknya perayaan natal menumbuhkan dan menggerakkan hati setiap umat beriman untuk membangun hidup persaudaraan sejati dalam damai dan sukacita Tuhan.
Persaudaraan tersebut perlu dibangun atas sebuah kesadaran bersama bahwa saat ini kita semua sedang dalam situasi malam, siatusi gelap dan bahaya akibat tantangan corona virus.
Natal mengundang kita untuk belajar dari : semangat kerendahan hati Allah yang mau lahir di tengah manusia dalam kandang sederhana; semangat persaudaraan dan solidaritas antara para gembala yang setia menjaga dan merawat kawanan ternak mereka; dan juga kita pun patut belajar dari kawanan ternak yang mau berbagi makanan dan minuman dari palungan yang sama.
Semoga natal tidak sekedar sebuah rutinitas pengulangan liturgikal semata namun membangkitkan semangat rasa persaudaraan dan solidaritas antara semua ciptaan demi membangun dunia sebagai rumah bersama.