Katolikpedia.id
Berita Paus Fransiskus

Ini 10 Tindakan Ikonik dalam 10 tahun Kepausan Paus Fransiskus

10-tahun-kepemimpinan-Paus-Fransiskus

Katolikpedia,id – Paus Fransiskus telah menandai kepausannya dengan tindakan dan kata-katanya sejak jam-jam pertama ia terpilih menjadi pemimpin tertinggi Gereja Katolik. Tahun ini, tepat pada 13 Maret 2023, genap 10 tahun ia menggembalakan umat Katolik.

Maka untuk mengenang 10 tahun kepemimpinannya, Katolikpedia merangkum 10 tindakan yang menyoroti secara khusus kepemimpinan Paus pertama asal Amerika Selatan dalam sejarah Gereja Katolik itu.

Momen-momen indah dan potret menggugah ini menceritakan kisah perjalanannya menjadi pemimpin tertinggi Gereja Katolik yang sudah berjalan selama 10 tahun!

#1 Memohon doa umat saat pertama kali tampil di publik (13 Maret 2013)

Pertama kali muncul di Balkon Basilika Santo Petrus, ia tampil dengan gayanya yang menonjol dan berbeda. Muncul ke publik dengan jubah putih sederhana, Paus Fransiskus membuat permintaan yang tidak biasa: “Saya meminta Anda untuk berdoa kepada Tuhan agar Dia memberkati saya.”

Mewujudkan kata-katanya, paus pertama yang mengambil nama Fransiskus itu menundukkan kepalanya di hadapan ribuan umat yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus dan di Via della Conciliazione, untuk menyaksikan momen haru itu.

Selama sekitar 15 detik, keheningan menyelimuti peristiwa bersejarah di malam 13 Maret 2013. Delapan tahun sebelumnya, Paus Benediktus XVI jugamenunjukkan dirinya dengan menampilkan dirinya sebagai “seorang hamba yang rendah hati di kebun anggur Tuhan.” Kini, penggantinya melakukan hal yang sama, dengan caranya sendiri.

Paus-Fransiskus-pertama-kali-muncul-ke-publik
(Sumber: aleteia.org)

#Menaburkan bunga ke laut untuk mengenang para migran (8 Juli 2013)

Baru saja menduduki Takhta St. Petrus selama beberapa minggu, ia memutuskan untuk mengawali perjalanan pertamanya dengan mengunjungi pulau kecil Lampedusa di Italia untuk “berkabung atas kematian” para imigran.

Beberapa saat setelah melakukan meditasi, ia menghadap ke laut meletakkan karangan bunga ke dalam air untuk mengenang ribuan orang yang tenggelam di Mediterania, laut yang telah menjadi “pemakaman besar”. Menurut PBB, lebih dari 20.000 migran meninggal di Mediterania dari 2014 hingga 2020.

Paus-mengenang-migran-yang-gugur-di-Lampedusa

#3 Pengakuan di depan publik (28 Maret 2014)

Ini jelas tidak direncanakan. Di Basilika Santo Petrus, Paus Fransiskus dibimbing oleh pembawa acaranya untuk memasuki ruang pengakuan dosa dan mendengar pengakuan umat.

Namun alih-alih menuruti rencananya, Paus yang sudah lama hanya hidup dengan satu paru itu, malah berjalan menuju ruang pengakuan dosa untuk melakukan pengakuan dosa kepada Imam yang sudah menunggu di ruang pengakuan. Sontak, orang-orang di sekitarnya kaget dan heran.

Ini untuk pertama kalinya dalam sejarah, kamera para fotografer berhasil mengabadikan pemandangan paus yang sedang melakukan pengakuan dosa.

Apa yang dilakukan Paus Fransiskus bukan untuk pamer, namun tujuannya jelas yakni untuk mendorong umat Katolik menemukan kembali cita rasa Sakramen Pengakuan di mana Allah mengampuni segala dosa umat-Nya.

Paus-Fransiskus-menerima-sakramen-pengakuan-dosa
(Sumber: aleteia.org)

#4 Merangkul Patriark Rusia di Kuba (12 Februari 2016)

Hampir seribu tahun setelah perpecahan besar pada tahun 1054, akhirnya untuk pertama kalinya pemimpin Gereja Katolik Roma bertemu dengan Patriark Ortodoks Moskow. Pertemuan bersejarah yang berlangsung di Bandara Kuba itu, menyegel hubungan yang hangat antara dua gereja.

Di depan salib besar bergaya Bizantium, kedua pemimpin itu berpelukan dan mencium pipi satu sama lain. Namun, pemulihan hubungan kedua Gereja ini mulai terusik oleh perang Rusia dan Ukraina.

Paus Fransiskus dengan terang-terangan mengkritik tindakan Rusia yang memulai peperangan dengan Ukraina. Paus bahkan meminta Patriark Kirill (Patriark Ortodoks Moskow) untuk tidak menjadi “putra altarnya Putin”.

Paus-Fransiskus-merangkul-Patriark-Rusia

#5 Membawa 12 pengungsi Lesbos (16 April 2016)

“Kita semua adalah migran,” begitulah yang dikatakan Paus Fransiskus ketika berkunjung ke Yunani pada April 2016 waktu itu. Bapa Suci berkunjung ke Yunani saat Mediterania masih menjadi tempat tragedi kemanusiaan dan ribuan pengungsi berada di pusat-pusat kamp konsentrasi.

Bersama Patriark Konstantinopel Bartholomew dan Leronymos, Uskup Agung Ortodoks Athena & seluruh Yunani, Paus mengunjungi kamp pengungsi di Lesbos. Sekembalinya, ia membuat kejutan dengan menempatkan 12 migran di pesawatnya, termasuk enam anak dan tiga keluarga Muslim dari Suriah.

Paus Fransiskus melakukan ini sebagai salah satu cara untuk memberi tanda dan peringatan yang bisa menyentuh hati nurani orang Eropa untuk peduli kepada para migran.

Paus-Fransiskus-membawa-pengungsi-dari-Lesbon

#6 Merangkul imam besar Al-Azhar (4 Februari 2019)

Delapan ratus tahun setelah pertemuan antara Fransiskus dari Assisi dan Sultan al-Malik al-Kamil, pemimpin Agama Katolik dan Islam kembali berjumpa.

Kedua pemimpin agama ini berjumpa untuk membahas dan menandatangani dokumen yang menganjurkan perdamaian antar umat beragama dan mengutuk tindakan kekerasan dan kebencian yang mengatasnamakan Tuhan.

Ini bukan pelukan pertama mereka, tapi yang terjadi di Abu Dhabi pada 4 Februari 2019, di Jazirah Arab, adalah yang paling bersejarah. Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar Ahmad Al-Tayyeb juga menyiapkan deklarasi yang tertuang dalam Dokumen Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Berdampingan.

Ini merupakan isyarat kuat yang terjadi pada akhir dekade yang ditujukan kepada para pelaku kejahatan seperti ISIS, DAESH, ISIL, dan sejenisnya.

Paus-Fransiskus-dan-Imam-Besar-Al-Azhar

#7 Mencium kaki pemimpin Sudan Selatan (11 April 2019)

Paus ke-266 itu pernah menghebohkan dunia dengan melakukan sebuah tindakan yang tidak biasa. Di depan pemimpin Sudan Selatan, ia berlutut, membungkukan badan dan mencium kaki mereka sebagai permohonan agar mereka mendukungnya menyerukan dan mengusahakan perdamaian.

Potret momen yang terjadi pada April 2019 ini ramai diperbincangkan dunia, karena banyak yang tak menyangka Bapa Suci mau merendahkan dirinnya serendah-rendahnya demi untuk sebuah perdamaian.

Dengan tindakan ini, yang bahkan mengejutkan orang-orang terdekatnya, Paus Fransiskus menyoroti situasi tragis di Sudan Selatan yang terus hidup dalam peperangan sejak berdiri pada tahun 2011. Setelah gerakan ini, Paus juga melakukan perjalanan ke Sudan Selatan pada Februari 2023 dan mengulangi seruan yang sama, yakni seruan untuk perdamaian.

Paus-Fransiskus-mencium-kaki-pemimpin-sudan-selatan

#8 Berdoa di Lapangan St. Petrus yang sepi (27 Maret 2020)

Ini adalah momen bersejarah yang akan dilestarikan dalam buku-buku sejarah sepanjang masa. Pada tanggal 27 Maret 2020, ketika sebagian besar dunia terkurung dan lonceng gereja-gereja Roma berdentang, Paus Fransiskus berdiri sendirian di depan Lapangan Santo Petrus yang kosong dan diguyur hujan.

Jutaan orang di depan layar menyaksikannya menyampaikan berkat Urbi et Orbi, “Untuk Roma dan Dunia”, dalam suasana kehancuran dunia yang diporak-porandakan Covid-19.

Beberapa hari sebelumnya, Paus asal Argentina itu juga mempercayakan kota Roma dan seluruh Italia kepada Perawan Maria yang Terberkati karena Italia adalah salah satu negara yang cukup hancur akibat virus mematikan itu dan terbatasnya layanan kesehatan karena banyaknya pasien Covid-19.

Paus-Fransiskus-Berdoa-di-Lapangan-St-Petrus-yang-sepi

#9 Diam-diam ke Kedutaan Rusia (25 Februari 2022)

Paus membuat gerakan yang belum pernah terjadi sebelumnya beberapa saat setelah Rusia menginvasi Ukraina. Pada tanggal 25 Februari, hanya beberapa jam setelah invasi, Paus nekat pergi sendiri ke Kedutaan Rusia untuk berbicara dengan Duta Besar Rusia.

“Itu adalah keputusan yang saya buat pada malam saat terjaga, memikirkan Ukraina, agar tidak ada satu kematian lagi di Ukraina” ujar Bapa Suci.

Pada 6 April, di tengah audiensi umum, ia mencium bendera Ukraina yang baru saja dikirimkan kepadanya dari kota Boutcha, yang mana di kota ini ditemukan mayat  (beberapa dengan tangan terikat di belakang punggung) setelah penarikan pasukan Rusia.

Paus-Fransiskus-mencium-bendera-Ukraina

#10 Perpisahan pilu dengan Paus Benediktus XVI (5 Januari 2023)

Momen ini belum pernah terjadi sebelumnya karena tidak pernah dalam sejarah seorang Paus memimpin Misa Requiem dan menguburkan pendahulunya. Di Lapangan Santo Petrus, usai Misa pemakaman, Paus Fransiskus bergerak menuju basilika untuk menunggu peti jenazah Paus Emeritus Benediktus XVI.

Paus yang kini berusia 86 tahun itu, pertama-tama memberkatinya, lalu meletakkan tangan kanannya di atas peti kayu cemara lalu membungkuk. Ia membisikan doa, “Benediktus, sahabat setia Mempelai Laki-laki (Yesus), semoga sukacitamu menjadi lengkap saat kamu mendengar suara-Nya, sekarang dan selamanya!”

Paus-Fransiskus-memimpin-misa-requiem-untuk-paus-emeritus-benediktus-xvi

Itulah 10 tindakan Paus Fransiskus yang ikonik dan unik dalam 10 tahun kepemimpinannya. Ia membuktikan bahwa tindakan berbicara lebih lantang dari kata-kata!

Di luar ini, tentu saja masih begitu banyak tindakan Bapa Suci yang tidak dapat dijabarkan satu per satu. Kita doakan semoga Paus Fransiskus sehat selalu dan masih terus menemani kita dengan gaya kepemimpinannya yang menyentuh dan penuh kejutan.

Berita Terkait:

Jadwal Misa Natal 2022 Gereja Katolik di Jakarta (I)

Steve Elu

Ini 11 Hal yang Harus Kamu Ketahui Tentang Kamis Putih!

Edeltrudizh

Fenomena Penyalagunaan Kekuasaan dalam Kongregasi Religius Perempuan

Dr. Doddy Sasi CMF
error: Content is protected !!