Katolikpedia.id – Rencana Tuhan memang tak ada yang bisa menebak. Terkadang kita menginginkan sesuatu, tapi Tuhan justru menghadiahi kita hal yang lebih indah di luar dugaan kita.
Inilah yang dialami suster Domenica, seorang suster asal Salu, Eban, Nusa Tenggara Timur. Eban adalah sebuah kota kecil di kaki Gunung Mutis, di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), NTT.
Sejak kecil, tepatnya usia 8 tahun, benih-benih panggilan sudah timbul di hati Suster Domenica. Semakin beranjak, benih panggilan yang mewarnai masa kecil itu terus membara.
Selepas Sekolah Menengah Pertama di Halilulik Atambua, ia melanjutkan ke SMU Katolik Warta Bakti Kefamenanu. Ini adalah satu-satunya sekolah Katolik di Kabupaten Timor Tengah Utara yang gaya pendidikannya mirip seperti seminari.
Di sini, ia mendapatkan bekal pendidikan rohani yang cukup mumpuni. Maka setelah tiga tahun menghabiskan masa-masa indah sebagai pelajar putih abu-abu, Suster Domenica memantapkan hatinya untuk masuk biara.
Tepatnya Juni 2008, ia resmi bergabung dengan kongregasi Suster-Suster Penyembah Sakramen Mahakudus (PSM). Di Indonesia, kongregasi tersebut berkarya di Ruteng, NTT.
Syukur bahwa keputusan untuk hidup selibat ini didukung penuh oleh orangtua dan keluarganya.
“Orang tua memberikan kebebasan dan mendukung pilihan saya,” ujarnya kepada Katolikpedia.
Mendapat dukungan orangtua, bukan berarti perjalanan panggilan itu mulus-mulus saja. Ada tantangan besar yang sudah menunggu di sana. Kita juga sama-sama tahu bahwa menjadi biarawati bukan perkara mudah.
Selama 13 tahun menjalani panggilan, alumni SMUK tahun 2007/2008 ini, juga mengalami tantangan-tantangan terberat dalam hidup membiara. Salah satunya, adalah saat ia harus merelakan pria yang dicintainya dan sepenuhnya menyerahkan diri kepada Kristus.
“Tantangan paling besar yang saya hadapi adalah, di mana saya mempertahankan orang yang saya cintai tetapi Tuhan menghendaki saya untuk melepaskan.”
Syukur bahwa kerikil-kerikil selama perjalanan panggilan itu berhasil dilewati. Tahun ini, ia resmi mengikrarkan kaul kekalnya.
Suster Domenica baru saja mengikrarkan kaul kekalnya pada 5 September 2021 lalu, di Napoli, Italia. Sebanyak 9 suster yang hari itu mengikrarkan kaul kekal.
Mereka adalah:
- Suster Domenica, PSM
- Suster Annarita, PSM
- Suster Elvira, PSM
- Suster Ivana, PSM
- Suster Michella, PSM
- Suster Agata, PSM
- Suster Rosella, PSM
- Suster Assunta PSM dan
- Suster Monica, PSM
Suster Assunta dari Filipina, Suster Rosella dari Kolombia, dan sisanya berasal dari Indonesia. Dalam Misa yang dipimpin oleh Uskup Agung Napoli, Mgr. Domenico Battaglia itu, mereka berjanji sehidup semati untuk terus mencintai Yesus, yang adalah pengantin abadi mereka.
Baca Juga: Puji Tuhan! 5 Suster Asal Indonesia – NTT Mengikrarkan Kaul Kekal di Pagai, Italia
Layaknya pernikahan kudus, kesembilan suster ini juga menerima cincin yang dipakaikan oleh Mgr. Domenico Battaglia. Ini sebagai tanda bahwa mereka sudah sah dan seutuhnya menjadi milik Kristus
Meski jauh dari keluarga di Indonesia, kehangatan dan kebahagiaan mereka tidak berkurang, karena momen bahagia itu turut dihadiri oleh Duta Besar Indonesia untuk Vatikan, Laurentius Amrih Jinangkung bersama istrinya, Martha Jinangkung.
Selepas misa, mereka juga sempat mengadakan acara khusus bersama Dubes RI dan para suster dari Indonesia sebagai bentuk keakraban mereka di tanah rantau.
Bagi Suster Domenica, momen kaul kekal ini adalah sebuah kebahagiaan terbesar dalam hidupnya. Ia memaknainya sebagai sebuah rasa syukur yang tak terhingga.
“Bahagia penuh syukur. Jika kita menyerahkan hati secara total dan membiarkan kehendak Tuhan yang bekerja, seberat apapun hidup, hati ini tetap merasa damai”
Sr. Domenica juga menitipkan pesan kepada semua orang muda Katolik, khususnya di Nusa Tenggara Timur, agar tidak ragu dalam menanggapi panggilan Tuhan.
“Bagi yang merasa terpanggil, jangan ragu. Jawablah panggilan Tuhan dengan ikhlas. Percayalah bahwa pilihan kalian TIDAK salah, karena bukan kita yg memilih tapi Dia sendiri yangg memilih”
Sebelum menjadi bagian dari kongregasi Suster-Suster Penyembah Sakramen Mahakudus, Sr. Domenica dikenal dengan nama, Elisabeth Febronia Gorinda Sila. Namun, pasca menjadi suster, namanya mengalami perubahan menjadi Sr. Domenica del Santissimo Sacramento.
Terkait perubahan nama tersebut, Suster Domenica menjelaskan bahwa pergantian nama ini merujuk ke pergantian hidup lama ke hidup yang baru. Sama seperti Saulus yang berubah nama menjadi Paulus, usai meninggalkan kehidupannya yang lama.
Semoga kisah Sr. Domenica ini menginspirasi kita semua, terutama kaum muda di Indonesia, untuk tidak takut menjadi pelayan Kristus.
Kita doakan agar Sr. Domenica dan delapan suster PSM lainnya, yang baru saja mengikrarkan kaul kekal mereka, tetap tangguh dan kuat dalam hidup membiara.