Katolikpedia.id
Berita Motivasi Paus Fransiskus

Paus Fransiskus : Kekayaan Sejati Ditemukan dalam Yesus, Bukan pada Uang

pesan-paus-fransiskus

Katolikpedia.id – Pesan Paus Fransiskus kali ini ditujukan kepada mereka yang lebih memperhatikan uang daripada Sakramen atau membantu orang lain untuk menemukan “kekayaan sejati”. Kekayaan sejati yang dimaksud adalah relasi dengan Yesus Kristus.

Berikut adalah pesan Paus Fransiskus kepada seluruh umat Katolik, tentang bagaimana menjadi pengikut Yesus yang sejati.

Sakramen lebih penting dari uang

“Berapa kali saya memikirkan hal ini ketika saya melihat beberapa paroki yang menganggap bahwa uang lebih penting daripada Sakramen!,”kata Paus Fransiskus.

Pesan Paus Fransiskus ini juga tertuang dalam kitab suci, bahwa manusia bukan hidup hanya dari uang saja, tapi harus punya relasi yang mendalam dengan Yesus.

“Injil mengajarkan kita untuk tidak menaruh kepercayaan pada materi dan uang, tetapi pada “kekayaan sejati” yaitu relasi kita dengan Yesus.”

“Kita memang – seperti yang dikatakan Santo Paulus: ‘miskin, tetapi mampu memperkaya banyak orang; sebagai orang yang tidak memiliki apa pun dan sebaliknya memiliki segalanya’”.

“Masing-masing dari kita, apa yang kita miliki? Apa kekayaan dan harta kita? Dengan apa kita bisa membuat orang lain kaya? ” tanya Paus dalam audiensinya 7/8/19 lalu.

Baca Juga: Paus Fransiskus: Tetaplah Tersenyum, Meski Hidupmu Terasa Sulit

“Kita semua adalah Injil, yang mengekspresikan kekuatan nama Yesus yang melakukan keajaiban.”

“Di sini citra Gereja hadir, dengan cara melihat mereka yang sedang dalam kesulitan dengan tidak menutup mata, tahu bagaimana memandang kemanusiaan secara langsung untuk menciptakan hubungan yang bermakna, jembatan persahabatan dan sikap solidaritas,” jelas Bapa Suci.

Mencintai mereka yang lemah

Bapa Suci juga mengambil contoh dari kisah Petrus dan Yohanes yang menyembuhkan seorang lumpuh yang diasingkan oleh masyarakat di sekitarnya.

Dalam episode itu, Petrus dan Yohanes pergi ke Bait Allah untuk berdoa. Mereka bertemu dengan seorang pria lumpuh yang diletakkan di luar gerbang yang disebut “Gerbang Indah”, untuk meminta sedekah.

Paus Fransiskus menjelaskan bahwa pada saat itu, orang-orang cacat fisik tidak diizinkan untuk mempersembahkan kurban di dalam Bait Allah.

Jangankan mempersembahkan, untuk masuk saja tidak diperbolehkan. Alsannya, orang yang cacat fisik dianggap sebagai orang yang lemah yang disebabkan oleh dosa mereka atau kutukan dari perbuatan orangtua mereka.

Ketika Petrus dan Yohanes memasuki bait suci, mereka melihat lelaki itu dan Petrus berkata, “lihatlah kami.”

Lelaki yang lumpuh itu melihat ke belakang ke arah para murid, kemudian Petrus berkata, “Aku tidak memiliki perak atau emas, tetapi apa yang aku miliki harus kuberikan kepadamu : dalam nama Yesus Kristus orang Nazaret, bangkit dan berjalanlah.”

petrus-dan-yohanes-menyembuhkan-orang-lumpuh

Lalu Petrus memegang tangan orang itu dan mengangkatnya. Pria yang sudah lumpuh sejak lahir itu, “melompat, berdiri, dan berjalan di sekitar, dan pergi ke Bait Suci bersama mereka lalu memuji Tuhan.”

Menurut Paus, apa yang dilakukan rasul Petrus dan Yohanes merupakan bagian dari tindakan nyata kepada sesama yang menderita atau yang kurang nasibnya kurang beruntung.

Baca Juga: Persembahkan Hidupmu Kepada Allah, Maka Kamu Tidak akan Merasa Sendiri

 “Inilah yang dilakukan kedua murid itu kepada si cacat. Mereka melihatnya, membantunya bangkit, dan menyembuhkannya. “

“Hal ini juga yang dilakukan Yesus bagi kita semua. Ketika kita berada di saat-saat sulit dan terjebak dosa, di saat-saat sedih, kita berkata kepada Yesus : lihatlah saya. Saya disini. Kita mengambil tangan Yesus lalu membiarkan diri kita dibangkitkan oleh-Nya.”

Sasarannya haruslah Gereja “yang tahu bagaimana mengambil tangan dan menemani untuk mengangkat, bukan untuk mengutuk. Yesus selalu, mengulurkan tangannya, selalu berusaha mengangkat, untuk membuat orang sembuh, untuk menjadi bahagia, untuk bertemu Tuhan. “

Sudahkah kita menolong sesama kita yang menderita? Ataukah kita justru menjauhi mereka dan lebih mementingkan uang? Mari kita refleksikan pesan Paus Fransiskus ini dalam keseharian kita.

NB: Ikuti Travel Story Katolikpedia di yourube ya…

Berita Terkait:

Ketika Yang Lain Sibuk dengan Polemik Ucapan Natal, Anggun Justru Berjumpa dengan Paus Fransiskus

Edeltrudizh

Gereja Pengemis di Pedalaman Timor Tengah Selatan

Steve Elu

Memahami Perkawinan Campur dalam Gereja Katolik

Dr. Doddy Sasi CMF
error: Content is protected !!