Katolikpedia.id – Paus Fransiskus mengatakan bahwa ia sanggup menanggung banyak penderitaan karena Gereja turut membantunya. Dukungan dari umat Katolik di seluruh dia inilah yang membuatnya tetap kuat.
Paus menyampaikan hal ini salam sebuah wawancara dengan televisi Italia, dalam sebuah program bertajuk “Che tempo che fa”. Paus menghadiri wawancara tersebut dari kediamannya, Casa Santa Marta Vatikan.
Si pembawa acara, Fabio Fazio, mengajukan pertanyaan, apa yang membuat Bapa Suci kuat menanggung beban yang sangat besar, seperti perhatian kepada yang sakit, anak-anak miskin, perang, para migran, masa depan Gereja Katolik, dan lain sebagainya.
BACA: Cari Pekerjaan dengan Doa melalui St Kayetanus
Paus Fransiskus dengan lantang menegaskan bahwa ia bisa bertahan hingga sekarang karena Gereja turut membantunya.
Ungkapan Bapa Suci ini tampak terhubung dengan apa yang sering dia minta dari umat Katolik seluruh dunia. Kalau kalian sering membaca berita-berita perjalanan apostoliknya, Paus selalu meminta umat untuk mendoakannya. entah itu ketika mau berangkat atau hendak pulang.
Minta didoakan oleh semua umat Katolik ini menandakan bahwa Bapa Suci tetap butuh dukungan Gereja Katolik seluruh dunia. Bukan berarti dia seorang Paus maka ia tidak membutuhkan doa-doa kita.
Dari ungkapan-ungkapannya sendiri terlihat jelas bahwa Bapa Suci tetap membutuhkan sokongan dari semua umat Katolik.
BACA JUGA: Selebgram Diusir dari Basilika Santo Petrus
Kembali kepada wawancaranya, seperti dilansir dari vaticannews.va (19/2/2022), Paus menegaskan bawah perhatian untuk orang miskin dan anak-anak harus menjadi misi utama Gereja.
Ia mengimbau agar segala jenis perang yang terjadi di berbagai negara, segera dihentikan. Karena yang jadi korban adalah orang-orang miskin dan anak-anak.
Selain itu, perang menyebabkan orang-orang harus lari dari negerinya untuk menyelamatkan diri. Meski pada akhirnya, banyak di antara mereka yang ikut dalam pelarian, tidak selamat sampai tujuan.
Hal-hal seperti inilah yang menyita perhatian Paus Fransiskus. Sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik seluruh dunia, ia harus peduli akan hal ini.
Sebab isu-isu kemanusiaan tak mengenal agama dan asal negara. Yang utama adalah sesama manusia yang diciptakan sesuai dengan gambar dan rupa Allah.