Katolikpedia.id – Konflik antara Rusia dan Ukraina makin memanas. Perang terus berlanjut. Banyak korban berjatuhan.
Mengutip Tempo.co, korban warga Ukraina saat ini sudah mencapai 198 orang, termasuk tiga di antaranya adalah anak-anak.
Jumlah korban yang mengalami luka-luka sudah mencapai 1.115 orang dengan 33 orang anak-anak juga menderita luka-luka.
Selain warga sipil ini, ada juga seorang imam yang ikut terbunuh pada 27 Februari 2022 lalu. Ia adalah Pastor Maksym Anatolyovych Kozachyn.
Kabar duka ini diumumkan oleh seorang teolog asal Ukraina, Andriy Smirnov, melalui akun facebooknya. Teolog itu menjelaskan bahwa Pastor Maksym meninggal di dalam mobilnya.
Pastor Maksym saat itu hendak meninggalkan kota tempat tugasnya. Tapi sayang, mobilnya berhadapan dengan tentara Rusia yang sedang bergerak maju ke arahnya. Ia tertembak dan nyawanya tidak tertolong.
Yang lebih sedih lagi, tentara Rusia tidak mengizinkan penduduk setempat untuk memindahkan jenazah imam tersebut. Hingga sekarang, belum diketahui dengan jelas, ke mana jasad Pastor Kozachyn.
Pastor Maksym Anatolyovych Kozachyn adalah seorang imam Ortodoks. Ia lahir pada tahun 1979 di Novomoskovsk, di wilayah Dnipropetrovsk, Ukraina.
Sejak ditahbiskan pada tahun 2000 lalu, Pastor Kozachyn melayani sebagai pastor paroki di Gereja Santa Perawan Maria yang Terberkati di Rozvazhiv, yang terletak di distrik Ivano-Frankivsk di wilayah Kyiv, Ukraina.
Berita kepergian Pastor Kozachyn ini tak hanya menyita perhatian umat Katolik di Ukraina, tapi juga di dunia.
Hinga sekarang, para imam, suster dan umat Katolik di Ukraina terus memanjatkan doa memohon perdamaian untuk Rusia dan Ukraina. Beberapa waktu lalu, sebelum perang terjadi, para umat juga sempat mengadakan doa bersama.
Di hadapan patung Bunda Maria, umat Katolik Ukraina memohon perdamaian untuk konflik memanas yang terjadi antara Ukraina dan Rusia.
Dilansir vaticannews, banyak biarawan/i yang menolak untuk meninggalkan Ukraina. Ini bukan untuk sok menjadi pahlawan, namun mereka memikiran rakyat biasa yang juga ketakutan menghadapi situasi ini.
Mereka memilih mempertaruhkan nyawa demi melayani para korban yang berjatuhan, mereka yang sakit, kelaparan, dan menderita luka-luka.
Mari, kita satukan doa dan terus memohon perdamaian untuk Rusia dan Ukraina, agar dua negara ini bisa menemukan solusi yang lebih baik ketimbang peperangan.
Sumber: Aleteia.org