Katolikpedia.id
Berita Motivasi

Wajib Tahu! Ini 6 Makna Penting dari Minggu Palma

makna-minggu-palma-palem

Katolikpedia.id – Memasuki Minggu Palma berarti kita memulai Pekan Suci atau yang juga dikenal sebagai Pekan Sengsara.

Ini adalah hari di mana umat Katolik merayakan peristiwa saat Yesus memasuki kota Yerusalem yang megah itu. Dalam Injil, bisa kita temukan di dalam Matius 21:1-11, Markus 11:1-11, Lukas 19:28-44 dan Yohanes 12:12-19.

Pada hari itu, Yesus disambut meriah saat ia memasuki kota Yerusalem. Orang banyak berkumpul, membentangkan pakaian mereka dan ranting-ranting palem di tanah dan berteriak, “Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!” (Yohanes 12:13).

Membentangkan pakaian atau ranting di jalan adalah hal yang lumrah untuk menghormati seorang raja (2 Raja-raja 9:13). Intinya, apa yang dilakukan orang banyak ini mirip seperti membentangkan karpet merah untuk tamu agung di zaman modern.

Pada hari itu, orang-orang bersorak-sorai, memuji Yesus dan meminta Dia untuk menjadi Mesias mereka. Sayangnya, hanya dalam kurun waktu kurang dari seminggu, orang yang sama yang meneriakkan “Hosana-lah” yang meneriakkan “Salibkan Dia” (Yohanes 19:6).

Namun, perayaan Minggu Palma tak hanya berpatokkan pada persitiwa Yesus memasuki kota Yerusalem. Ada makna lebih dari itu. Berikut 6 hal yang wajib kamu ketahui tentang makna Minggu Palma/palem.

#1 Palma adalah simbol kebaikan dan kemenangan

Dalam Kitab Suci, tertulis dengan jelas bahwa orang-orang memotong daun palem/palma dan melambaikannya ke udara, meletakkannya di tanah sebelum Yesus masuk ke kota Yerusalem.

Ranting palem di sini memiliki makna penting yakni melambangkan kebaikan, kesejahteraan dan kemenangan serta merupakan simbol dari kemenangan Yesus atas maut.   

1 Korintus 15:55: “Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?” Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.”

#2 Yesus menggenapi nubuat Perjanjian Lama

Yesus memilih untuk menunggangi seekor keledai, secara langsung menggenapi nubuat Perjanjian Lama yang tertuang dalam Zakharia 9:9.

“Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.”

Pada masa itu, kedatangan seorang raja atau orang-orang penting  dengan prosesi menunggangi keledai adalah hal biasa.

Keledai di sini melambangkan perdamaian, sehingga mereka yang memilih untuk menungganginya menunjukkan bahwa mereka datang dengan niat damai.

Yesus, bahkan saat itu, mengingatkan kita bahwa Dia adalah Raja Damai. Ketika orang-orang berteriak “Hosana!” itu menunjukkan bahwa mereka memuji Kristus sebagai Raja.

#3 Minggu Palma adalah tentang perdamaian dan keselamatan

Gubernur Romawi saat itu, Pontius Pilatus, datang ke Yerusalem dengan tentaranya untuk merayakan Paskah, menunjukkan kekuatannya dengan senjata lengkap yang dibawa anak buahnya.

Berbeda dengan Yesus. Dia datang dengan seekor keledai, ditemani murid-murid-Nya yang tidak bersenjata. Kedatangan Yesus bukan untuk menunjukkan kehebatan dan kekuatan-Nya, namun untuk menunjukkan Kerajaan Allah dan damai sejahtera.

Jadi, kedatangan Yesus sebagai Raja  bukan untuk menghakimi orang-orang, melainkan untuk menunjukkan kasih karunia Tuhan.

Baca: Pintu Gerbang Yerusalem Bagian Manakah yang Dimasuki oleh Yesus pada Minggu Palem?

arti-perayaan-minggu-palma
(Foto: christopherenoch.org)

#4 Yesus menangis untuk Yerusalem

Di dalam Alkitab, tertulis bahwa Yesus menangisi Yerusalem. Di tengah pujian yang dilontarkan orang banyak saat itu, dalam hati-Nya, Yesus tahu bahwa tidak lama lagi orang-orang yang sama ini akan berpaling dari-Nya, mengkhianati-Nya, dan menyalibkan-Nya.

Lukas 19:41-42: “Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya, kata-Nya: ”Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.”

Makna tangisan Yesus menunjukkan betapa besar kesedihan atas masa depan kota itu. Lalu, mengapa Yesus menangisi Yerusalem?

Ia menangis karena Ia tahu, bahwa segala sesuatu akan dihancurkan karena kesalahan bangsa-Nya, yang tidak menyadari panggilan Allah lewat kehadiran dan pelayanan-Nya. Umat Israel tidak menyadari jalan menuju Damai dan dan tidak mengenali siapa Yesus, Sang Raja Damai yang sesungguhnya.

#5 Banyak Gereja merayakan Minggu Palma dengan cara unik

Saat Minggu Palma, banyak gereja merayakan hari raya tersebut dengan perarakan masuk ke dalam Gereja. Biasanya dalam Gereja Katolik, imam akan memberkati daun-daun palem dengan air suci/berkat dan kemudian membagikannya kepada umat.

Prosesi perarakan ini sebagai bentuk peringatan kembali akan peristiwa Yesus Kristus masuk ke Yerusalem. Di daerah-daerah yang tidak punya daun palem, biasanya diganti dengan cabang-cabang pohon lain yang mirip.

Beberapa daerah bahkan  punya tradisi lain yang sedikit menarik dan berbeda. Di Republik Latvia, sebuah negara di kawasan Baltik, Eropa Utara, Minggu Palma disebut “Pussy Willow Sunday,” karena mereka menggunakan bunga Pussy willow, bukan daun palma.

Pussy-Willow-Sunday
(Foto: amazingrusian.com)

Sedangkan, di Belanda, para selebran menghiasi salib dengan permen dan roti berbentuk ayam jago. Dan di Polandia, negara kelahiran Santo Paus Yohanes Paulus II, diadakan kompetisi, daun palem siapa yang paling besar dan indah.

#6 Ranting palma sangat berharga

Setelah meninggalkan gereja pada Minggu Palma, mungkin kamu pulang dengan membawa beberapa daun palem ke rumahmu. Dan, kamu mungkin bertanya-tanya, ‘Daun palem ini enaknya di kemanain ya? Dibuang? Disimpan?”

Jawabannya, jangan dibuang di tempat sampah ya, karena daun palem tersebut sudah diberkati. Kamu bisa menyelipkannya di pintu rumahmu, atau di atas salib, atau di tempat doa di rumahmu.  

Nah, saat jelang hari Rabu Abu tahun berikutnya, daun palem/palma kering tersebut akan dikumpulkan di gereja untuk dibakar. Abunya akan digunakan untuk menandai dahi umat pada hari Rabu Abu.

Jadi, itulah 6 hal penting tentang makna Minggu Palma. Jangan sampai kamu merayakan perayaan Minggu Palma tapi gak tahu maknanya ya…

Minggu Palma adalah salah satu hari terpenting dalam kalender liturgi Gereja Katolik, selain Natal dan Paskah. Minggu Palma menandai awal Pekan Suci, minggu peristiwa menjelang sengsara Yesus.

Dalam istilah yang paling sederhana, Minggu Palma adalah kesempatan untuk refleksi pada minggu terakhir kehidupan Yesus. Ini adalah waktu bagi umat Katolik untuk mempersiapkan hati untuk penderitaan Sengsara-Nya dan sukacita atas Kebangkitan-Nya.

Berita Terkait:

Pesan Minggu Palma dari Ledalero: “Kemenangan  Kita di Golgota Bukan di Yerusalem”

Redaksi

Surati Paus Fransiskus, Ini Permintaan Ridwan Kamil untuk Paus

Tiwie Pert

The Two Popes, Film Rohani Katolik Terbaik yang Wajib Kamu Tonton

Edeltrudizh
error: Content is protected !!