Katolikpedia.id – Pastor Robert Ramirez Mayorga adalah salah satu dari sekian banyak imam yang gugur akibat Covid-19. Imam asal Venezuela ini meninggal dunia saat usianya 50 tahun.
Pastor Robert Ramirez baru tiga tahun menginjakkan kakinya di Spanyol. 2017 lalu, ia diutus untuk melanjutkan studi di Institut Kepausan John Paul II (Yohanes Paulus II) di Valencia, Spanyol.
Juli 2020, Pastor Robert diangkat sebagai Pastor Paroki Bunda Harapan (Our Lady of Hope), di Benicalap, kota Valencia, Spanyol.
Kepergian Pastor Robert meninggalkan kesedihan. Tapi, di balik kesedihan itu ada hal positif yang melekat dalam diri almarhum semasa pelayanannya sebagai imam.
Melayani Pasien Covid-19
Ketika kota Valencia mulai terjangkit virus corona, Pastor Robert Ramirez mulai ditugaskan di Rumah Sakit Ernest Lluch Center Valencia.
Di rumah sakit tersebut, imam yang ditahbiskan pada 3 Maret 2006 silam ini bertugas sebagai pembimbing rohani bagi pasien yang terinfeksi Covid-19.
Tugas Pastor Robert bisa dikategorikan sangat beresiko, karena hampir setiap saat bersentuhan dengan penderita covid-19. Artinya, prosentase untuk ikut terjangkit pun sangat besar. Dan, benar saja. Belum lama bertugas, ia tertular virus corona.
Berdasarkan Aleteia.org, Pastor Robert Ramirez Mayorga terinfeksi virus corona dari pasien-pasien yang didampinginya.
Dedikasi total dan tak kenal lelah
Ketika pertama kali menerima tugas ini, secara sadar Pastor Robert tahu bahwa ia pasti akan tertular. Nyawanya pun pasti terancam.
Sebagai manusia, rasa takut pasti menghantui. Tapi tugas perutusannya tetap dijalankan. Dengan totalitas dan tanpa lelah, ia mendampingi dan memberi pelayanan sakramen bagi pasien Covid-19.
Doa Rosario
Baca Juga: Derita Tumor Otak, Gadis Cantik ini Persembahkan Rasa Sakitnya Untuk Gereja dan Para Imam
Sejak terkonfirmasi positif corona, Imam kelahiran 16 Juli 1970 ini berjuang selama kurang lebih tiga Minggu. Pada masa sulit itu, Pastor Robert rutin mendaraskan doa Rosario. Kalung Rosario selalu terlilit di tangannya.
Cerita ini dibagikan rekan imamnya, Pastor Luis Sanchez yang juga berprofesi sebagai seorang dokter di Rumah Sakit Ernest Lluch Center.
“Ketika dokter, berusaha untuk menyelamatkan hidupnya, dia memegang erat rosario di tangannya. Itu kondisi yang sangat sulit.
“Imam itu tertular virus saat melayani pasien covid-19. Semua orang melihat dedikasi Pastor Robert dalam pelayanannya. Dia tidak segan-segan menerima tawaran yang kami berikan untuk menjadi pembimbing rohani di rumah sakit Ernest Lluch Center” kenang Pastor Luis.
Menariknya lagi, Pastor Robert pernah menuturkan kepada orang-orang terdekatnya bahwa ia hanya akan hidup selama 50 tahun. Dan tepat seperti yang dikatakannya.
Peduli dengan orang sakit
Pastor Robert sudah lama dikenal sebagai imam yang setia merawat orang-orang sakit. Sebelum pandemi menyerang kota Valencia pun, ia sudah terbiasa merawat orang-orang sakit di paroki tempat tugasnya.
Kematian Pastor Robert Ramirez menginspirasi beberapa orang untuk ikut ambil bagian sebagai relawan penanganan pasien corona.
- Pesta Demokrasi dalam Pemilihan Ketua dan Wakil Senat Mahasiswa Kampus
- Lebih Dekat dengan Uskup Baru Keuskupan Surabaya
- Donasi untuk Korban Erupsi Lewotobi, Mengalir dari SMKS Stella Maris
- Uskup Labuan Bajo Resmikan Patung St Yosef dan Taman Devosi
- Uskup Labuan Bajo Umumkan Susunan Kuria
Peduli pada pasangan yang bermasalah
Sebagai seorang gembala, Pastor Robert juga dikenal sebagai bapak rohani yang punya misi khusus untuk membantu pasangan suami istri atau keluarga yang sedang bermasalah.
“Pelayanannya luar biasa dan terbuka bagi siapa saja, terutama bagi pasangan suami istri yang mengalami masalah pernikahan. Dia bahkan membentuk komunitas khusus untuk membantu pasangan-pasangan yang bermasalah,” kenang Nuria, salah satu umat Pastor Robert.
Pastor Robert meninggal dunia pada 17 Februari 2021 lalu. Jenazahnya dikremasi dan dikirim ke Keuskupan asalnya, Keuskupan Barinas, Venezuela.
Mari, kita doakan Pastor Robert, para imam dan suster-suster di seluruh dunia yang meninggal dunia akibat covid-19. Kita mohon agar jiwa mereka boleh menikmati kebahagiaan di surga.