Katolikpedia.id – Uskup Agung Keuskupan Agung Jakarta Ingatius Kardinal Suharyo memberkati Kapel baru Universitas Atma Jaya Jakarta, Jumat, 1 Maret 2024.
Misa pemberkatan tersebut dirayakan secara konselebrasi, dengan selebran utama Kardinal Suharyo, didampingi Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Jakarta Romo Samuel Pangestu, dan Romo Stevanus Harry Yudanto.
Seremoni pembuka diawali dengan gunting pita tanda peresmian, lalu dilanjutkan dengan pemberkatan Kapel Baru yang memakai nama pelindung, Kapel St Albertus Magnus.
Sejumlah patung, altar, dan benda-benda rohani pun diberkati. Kemudian dilanjutkan dengan perayaan Ekaristi.
Dalam kotbahnya, Kardinal Suharyo menegaskan tentang kebijaksanaan, baik sebagai pribadi maupun sebagai komunitas.
“Menjadi pribadi yang bijaksana atau kelompok yang bijaksana adalah berdasarkan keyakinan iman dengan menemukan jalan-jalan baru di tengah dunia,” ujar Kardinal Suharyo.
Sejarah Ajaran Sosial Gereja
Ia kemudian menjelaskan tentang sejarah lahirnya Ajaran Sosial Gereja yang mendasari perhatian Gereja pada isu-isu sosial.
Katanya, di masa-masa awal penemuan mesin uap tahun 1600-an yang menandai revolusi industri di Inggris, banyak menimbulkan masalah. Orang bekerja dengan upah yang sangat minim, anak-anak yang terlantar, ibu-ibu yang meninggalkan rumah untuk bekerja di kota, dan lain sebagainya.
Mula-mula, Gereja belum memperhatikan hal ini. Adalah tarekat-tarekat religius yang merespon kondisi ini dengan menggalakkan karya-karya karitatif.
Baru pada tahun 1891, di masa Paus Leo XIII Gereja lalu mengambil langkah serius untuk terlibat dalam penanganan masalah sosial tersebut. Dokumen Ajaran Sosial Gereja yang pertama dilahirkan adalah Rerum Novarum (Hal-hal Baru).
Dibawa Ke Indonesia
Tak lama berselang, sekitar tahun 1920an, anjuran Gereja dalam Rerum Novarum tersebut tiba dna dipraktikkan di Indonesia.
“Seorang pemilik pabrik gula di Ganjuran, namanya Gottfried Schmutzer, menerapkan ajaran Rerum Novarum di pabriknya. Dia seorang awam. Jadi dokumen Gereja itu pertama kali dipraktikan justru oleh orang awam,” tegas Kardinal Suharyo.
Uskup Agung Jakarta ini mengisahkan, keluarga Schmutzer menerapkan ajaran sosial gereja itu dengan membagikan sebagian saham pabrik gulanya menjadi bagian dari karyawannya.
Komunitas Atma Jaya sebagai komunitas pendidikan harus mengajak peserta didiknya untuk menemukan hal-hal baru, dan memberi respon terhadap masalah-masalah sosial yang ada di sekitar kita hari ini.