Katolikpedia.id
Berita

Buka Puasa Bersama Komunitas Katolik, Ketua MUI Parung Panjang Imbau Hidup Rukun

MUI dan Umat Katolik Parung Panjang

Katolikpedia.id – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Parung Panjang, Kiai Haji Zaenal mengimbau agar selalu menjaga kerukunan antar umat beragama, saling menghormati, menghargai dan berbagi berkah dalam hidup sosial bermasyarakat.

“Kita perlu bertanggung jawab sebagai makhluk Tuhan untuk berbagi dan menjaga suasana keharmonisan serta kerukunan dalam hidup bermasyarakat. Ini tanda usaha kita untuk terus mendekatkan diri pada Allah SWT,” kata Haji Adnan.

Hal itu ia sampaikan dalam acara buka puasa yang melibatkan Komunitas Katolik St Laurentius Parung Panjang, Kementerian Hak Asasi Manusia (HAM), dan MUI Parung Panjang, di Café Eatdah, Perumnas 2 Parung Panjang, Bogor, Jawa Barat.

Acara guyub antarumat beragama tersebut dihadiri sekitar 200 undangan, yang terdiri dari unsur pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat dan para penerima santunan dari Perumnas Parung Panjang dan sekitarnya.

Sementara Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) RI diwakili oleh Staf Khusus Kemenham, Stanislaus Wena dan Direktur Penguatan Kapasitas HAM Masyarakat, Komunitas dan Pelaku usaha, Giyanto.

Hadir juga Camat Parung Panjang, Drs. Chairuka Judhyanto, unsur RW, RT, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan umat Katolik, serta orang muda dan anak-anak penerima santunan.

Stanislaus Wena dalam sambutannya mengatakan, kita manusia harus saling menghormati satu sama lain karena kita tidak pernah minta untuk terlahir dari agama atau suku apa.

“Kalau saya pilih orang tua, maka saya akan pilih untuk lahir dari Ratu Elisabeth dan Pangeran Charles. Namun saya tidak bisa memilih itu. Kita lahir di berbagai daerah di Indonesia sehingga perlu saling menghormati di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” katanya.

Umat Katolik Parung Panjang dan MUI BUka Puasa

Sementara itu Direktur Penguatan Kapasitas HAM Masyarakat, Komunitas dan Pelaku Usaha Giyanto dalam arahannya kepada peserta Bukber dan Penerima Santunan mengatakan, masyarakat perlu saling menghargai dan menghormati.

“Kita perlu saling menghormati pemeluk agama berbeda. Kalau tidak saling menghormati bahkan mengganggu peribadatan agama lain itu bisa masuk kategori pelanggaran HAM”, tegas Giyanto.

Ketua Komunitas Katolik Santo Laurensius Parung Panjang, Frederikus Fios dalam sambutannya membidik tanggung jawab sosial dan empati masyarakat Katolik Parung Panjang terhadap saudara-saudari Muslim yang sedang menjalankan ibadat puasa.

BACA: Profil Uskup Baru Keuskupan Timika

“Kegiatan bukber dan berbagai seperti ini kita lakukan secara rutin setiap tahun di Parung Panjang untuk saudara-saudari Umat Islam, sejak 2018 sampai sekarang. Ini didasarkan pada kesadaran bahwa umat Katolik adalah bagian dari pluralisme Parung Panjang,” ujarnya.

“Sebagai bagian dari komunitas yang hidup dalam keberagaman, Komunitas Katolik memiliki cita-cita dan harapan besar agar persaudaraan antara Katolik dan Islam terus langgeng.”

Camat Parung Panjang, Chairuka Judhyanto yang hadir pada kesempatan ini juga mengapresiasi apa yang dilakukan komunitas Katolik Parung Panjang, sebagai bagian dari upaya untuk merawat kedamaian dan kerukunan di Kecamatan Parung Panjang.

Berita Terkait:

Terharu! 172 Anak Katolik di Irak Menerima Komuni Pertama

Steve Elu

IKDKI: Wadah, Tempat Mengadu & Menangis bagi Dosen-Dosen Katolik

Redaksi

Apa itu Deken Dalam Gereja Katolik? Dan Apa Saja Tugasnya?

Dr. Doddy Sasi CMF
error: Content is protected !!