Katolikpedia.id
Berita

Yuk, Kenalan Sama Br Delfridus SVD yang Baru Saja Kaul Kekal

Bruder-Delfridus-Nenat-SVD

Katolikpedia.id – Br Delfridus Nenat baru saja merayakan kaul kekalnya sebagai bruder Serikat Sabda Allah. Ia berasal dari Patoki Tunbaba.

Untuk bisa sampai pada tahap ini, tentu bukan perjalanan yang mudah. Banyak sekali lika-liku yang harus dihadapi, pun dijalani. Seperti apa kisah perjalanan panggilan Bruder SVD ini? Mari menyimak lewat wawancara singkat ini!

Bagaimana perjalanan awal hingga memiliki ketertarikan untuk menjadi Bruder? Apakah benih panggilan ini sudah ada sejak kecil? Ataukah baru timbul setelah remaja?

Sebelum saya menceritakan pengalaman panggilan saya, pertama – tama izinkanlah saya untuk memperkenalkan diri. Saya Delfridus Nenat, anak ke empat dari empat bersaudara, dilahirkan  di Bonak 24 tahun yang lalu. Saat ini saya berada di Ende, Flores, untuk menjalani masa probasi sebagai seorang bruder (Serikat Sabda Allah)

Saya lahir dalam keluarga yang sederhana. Orangtua saya Katolik tulen dan taat beragama. Sejak kecil saya sudah dibimbing untuk mengikuti kegiatan-kegiatan rohani, seperti doa Rosario bersama di KUB, pergi ke gereja dan kegiatan rohani lainya.

Dan Sebagai seorang anak yang hidup di lingkungan mayoritas katolik, tentu saja juga terpengaruh oleh gaya hidup dan situasi yang ada. Awalnya karena masih kecil saya hanya ikut saja dengan kemauan orang tua, misalnya jika diminta pergi ke gereja bersama, saya mau tidak mau ikut saja dengan keinginan orang tua.

Menginjak usia remaja, benih panggilan mulai terasa. Semuanya berawal dari sharing seorang bruder SVD yang waktu itu mengadakan promosi panggilan di sekolah saya. Selain itu, ada juga sharing dari  teman- teman postulan yang beralih yang mulai masa novisiat.

Apa yang melatarbelakangi Bruder Defry untuk memilih panggilan ini? Dan bagaimana tanggapan orangtua saat awal memutuskan untuk menjadi Bruder?

Orang tua, keluarga, sahabat dan kenalan. Selepas tamat SMA, saya mengutarakan keinginan saya kepada kedua orangtua saya. Puji Tuhan, keinginan saya disambut baik. Saya diberi kebebasan untuk memilih jalan hidup saya seturut keinginan saya.

Sempat dilema karena orantua juga membolehkan saya untuk kuliah, namun di lain sisi saya ingin menjadi seorang misionaris. Karena saya ingin hidup mandiri dan tidak mau bergantung pada orang lain, maka  saya memutuskan untuk masuk biara dan memilih Serikat Sabda Allah sebagai ‘rumah’ kedua saya. Saya tulus dan siap bekerja di ladang Tuhan. 

Mengapa memilih menjadi Bruder, bukan seorang imam?

Saya bisa saja membuat pilihan yang lain, misal  menjadi imam atau bruder akan tetapi yang perlu disadari adalah, semua ini berfokus pada satu tujuan yaitu menjadi pelayan Tuhan dan biarawan missionaris. Dan jalan panggilan ini memanggil saya untuk melayani sesama manusia yang membutuhkan pelayanan.

Dari Paroki Tunbaba yang jauh di sana, apa yang melatarbelakangi keputusan Bruder Defry untuk memilih menjadi seorang Bruder SVD, ketimbang serikat lain?

Saya punya pertimbangan dan pandangan tersendiri mengenai serikat SVD. Namun yang paling utama bagi saya, adalah ingin menjadi missionaris yang setia melayani umat. Di samping itu, sebagai misionaris, saya tentunya dikenalkan dengan beragam bahasa,  suku dan budaya lain yang saya jumpai di tempat misi.

Selama perjalanan panjang hingga tiba pada momen kaul kekal ini, adakah hal paling sulit yang mungkin sempat mengguncang semangat panggilan atau mendatangkan keraguan? Bagaimana cara mengatasinya?

Masa novisiat 2 tahun itu ternyata masih dapat saya lalui dengan cukup baik walau harus menghadapi masa krisis doa yang cukup berat. Namun Puji Tuhan, saya masih diizinkan untuk mengikrarkan kaul perdana saya.

Pengikraran kaul perdana ini menjadi tanda bahwa saya telah resmi diterima sebagai anggota sementara Serikat Sabda Allah (SVD). Selepas itu, kehidupan saya berganti, saya dan teman-teman bruder  yang lain harus pindah dari  novisiat Sang Sabda Kuwu Ruteng, Manggarai ke biara Bruder Santo Konradus Ende.

Di sinilah tempat kami para bruder menjalani masa yunior tahun pertama. Untuk itu kami harus tinggal di BSK selama 1 tahun untuk menyelesaikan masa yuniorat pertama. Memasuki yuniorat tahun ke-2, kami akan diutus ke tempat praktek dan kebetulan saya mendapat di Biara Simeon Ledalero Maumere Flores.

Yunior 2 adalah tahun di mana kami di utus untuk mendalami profesi kami untuk lanjut tahap selanjutnya yaitu sebagai yunior student. Saya melanjutkan yonior student saya di Biara Beato Gregorius Kupang (BBG) selama 4 tahun.

Kehidupan saya di Biara BBG Kupang ini ternyata juga tidak membaik, satu persatu masalah datang silih berganti. Masa-masa perkuliahan saya di Universitas Citra Bangsa Kupang  juga tidak mudah. Maklum, saya bukanlah anak yang cerdas dan di sinilah saya harus berjuang dengan keras.

Persoalan-persoalan yang saya hadapi lebih banyak berkaitan dengan kehidupan pribadi saya sendiri, seperti kekeringan dalam hidup doa dan kehidupan rohani yang membuat setiap segi kehidupan saya menjadi kacau.

Sedangkan persoalan kehidupan membiara seperti berelasi dengan sesama bruder, anggota komunitas dan umat sekitar saya tidak terlalu mengalamii tantangan yang berat.

Tantangan – tantangan  pribadi yang harus saya hadapi ini memang merupakan tantangan  dalam hidup panggilan.

Banyak sekali saya mengalami jatuh bangun yang hampir selalu menghantarkan saya pada pilihan putus asa.

Namun saya sekuat tenaga memilih untuk tetap bertahan, seraya memegang erat janji Tuhan yang selalu dapat saya temukan di dalam doa, Ekaristi dan kegiatan rohani lainya. Dan saya tahu bahwa dengan berpegang erat kepada Tuhan saya akan selalu mengalami pertolonganNya.

Bagaimana perasaan Bruder Defry selama persiapan menjelang kaul kekal? Apakah ada ketakutan atau tekanan dalam diri sendiri dalam menghadapi tantangan di tahun sekarang maupun tahun-tahun selanjutnya?

Pertama – tama saya bersyukur karena masih di perkenankan untuk mempertanggungjawabkan panggilan suci  ini dalam Serikat Sabda Allah (SVD). Dan saya diselimuti rasa gugup karena saya sadar bahwa perjuangan saya selama yuniorat tidaklah mulus.

Beberapa kali saya jatuh dalam penghayatan kaul. Melihat kelemahan dan kekurangan itu maka saya akan berusaha untuk lebih serius dan setia dalam mengikuti Tuhan.

Dan saya sadar bahwa rahmat  Tuhan-lah yang akan memampukan saya untuk berani mengambil keputusan ini.

Apa makna kaul kekal bagi Bruder Defry? Bisa gambarkan dalam tiga kata

Janji yang sudah dipetimbangkan dan diikrarkan, menjalani dengan sepenuh hati, bebas tanpa ada paksaan dari siapapun.

Berita Terkait:

Duta Besar Vatikan untuk Irak Positif, Kunjungan Paus Ke Irak dalam Bahaya

Redaksi

Melihat Lebih Dekat Keindahan Gereja San Xavier Tucson Arizona, Amerika Serikat

Suster Maria Yvonne

Berkunjung ke Hongaria dan Slovakia, Paus Fransiskus: “Temani Saya Dalam Doa”

Edeltrudizh
error: Content is protected !!