Katolikpedia.id – Masa Prapaskah Gereja Katolik ditandai dengan perayaan Rabu Abu. Umat menerima abu di dahi mereka sebagai tanda pertobatan. Selama masa Prapaskah, umat diajak untuk mengenangkan pembaptisan dan melakukan pertobatan.
Selama masa Prapaskah warna liturgi yang digunakan Gereja adalah ungu, melambangkan pertobatan.
Namun, pada Tri Hari Suci atau perayaan wajib selama masa Prapaskah, warna liturgi yang digunakan bukan ungu. Liturgi masa Prapaskah sedikit berbeda dengan biasanya.
Selama masa Prapaskah lagu Kemuliaan/Gloria dan Alleluia juga tidak dinyanyikan. Mengapa demikian? Ini penjelasannya…
Baca Juga: Doa Katolik Sebelum Berpuasa. Biarkan Tangan Tuhan Bertindak Atasmu
Kemuliaan atau Gloria merupakan nyanyian pujian untuk merayakan kedatangan Tuhan. Pada masa Prapaskah, Gereja mengenang masa ketika umat Allah berada di pengasingan, menanti kedatangan Mesias yang menyelamatkan.
Gereja juga mengenang peristiwa Musa dan orang Israel ketika mereka di padang gurun selama 40 tahun. Ini adalah masa penderitaan dan penyucian.
“Alleluia” merupakan ungkapan bahasa Ibrani yang berarti “puji Tuhan” sehingga dalam masa Prapaskah “Alleluia” tidak dinyanyikan.
Selama masa Prapaskah, umat diajak untuk merenungi dan menyesali dosa-dosa kita serta bertobat. Umat diajak untuk lebih memperdalam iman, melakukan laku tobat, melakukan pantang dan puasa, dan banyak melakukan karya amal kasih.
Karena merupakan masa tobat, selama masa Prapaskah ungkapan kegembiraan dan kemeriahan harus dihindari.
Baca Juga: 11 Ayat Alkitab tentang Berpuasa ini Bisa Direnungkan Selama Masa Prapaskah
Lagu Kemuliaan atau Gloria tidak dinyanyikan selama masa Prapaskah, kecuali pada hari Kamis Putih. Sedangkan Alleluia tidak dinyanyikan sampai Malam Paskah.
Ungkapan pujian yang meriah akan diungkapkan pada perayaan Malam Paskah. Kita merayakan kebangkitan Kristus mengalahkan dosa dan maut. Lagu Alleluia dan Kemuliaan/Gloria dinyanyikan secara megah dan meriah pada saat itu.
Hiasan Altar selama masa Prapaskah juga sederhana, hanya seperlunya. Panti imam tidak boleh dihias secara meriah.
Ikon kudus juga ditutup dengan kain. Alat musik yang dimainkan untuk mengiringi Misa dimainkan secara sederhana dan mendukung suasana tobat.
Dalam masa Prapaskah, pesta atau resepsi pernikahan tidak dianjurkan. Biasanya penerimaan Sakramen Perkawinan dan Sakramen Imamat ditiadakan selama masa Prapaskah.
Baca Juga: Ini Tata Cara Berpuasa dan Berpantang Dalam Gereja Katolik