Katolikpedia.id – Beato Carlo Acutis kembali ramai dibicarakan, setelah tersiar kabar kalau anak muda itu akan segera diangkat menjadi santo.
Paus Fansiskus sudah menyetujui pengajuan Beato Carlo Acutis diangkat menjadi Santo. “Martir Ekaristi” demikian orang menyebutnya, akan dikanosiasi bersama 14 orang lainnya.
Acutis dikenal sebagai remaja yang semasa hidupnya menggunakan kepandaiannya di bidang komputer untuk mendokumentasikan dan menyebarkan mukjizat Ekaristi.
Dokumentasi tentang mukjizat Ekaristi yang dibuat oleh Acutis dapat Anda akses di sini: MIRACOLI EUCARISTICI
Secara pribadi, remaja kelahiran London, Inggris, 3 Mei 1991 ini juga adalah milenial yang sangat mencintai Ekaristi. Setiap hari ia menyempatkan diri untuk menghadiri perayaan Ekaristi.
Acutis meninggal pada 12 Oktober 2006 di Monza, Milan, Italia, pada usia 15 tahun. Ia meninggal karena leukimia.
Karena kesaksian dan kerja dokumentasinya itu, ia lalu diajukan untuk diangkat menjadi orang kudus. Pada 10 Oktober 2020, Acutis diberi gelar Beato.
Mukjizat Carlo Acutis
Proses terakhir bagi seseorang untuk menjadi orang kudus dalam Gereja Katolik adalah kanonisasi, di mana ia akan sepenuhnya menjadi orang kudus.
Umumnya, di depan nama yang bersangkutan akan dibutuhkan gerlar Santo (St). Dan saat ini, Beato Carlo Acutis sedang persiapan akhir untuk kanonisasi.
Salah satu syarat untuk dikanonisasi adalah memiliki mukjizat atas namanya. Artinya, seseorang berdoa dengan perantaraan “calon orang kudus” tersebut dan mukjizat terjadi.
BACA: Relikui Beato Carlo Acutis di Indonesia
Dan inilah kisah tentang Valeria Valverde yang memperoleh mukjizat dari Tuhan, setelah ibunya berdoa melalui perantaraan Beato Carlo Acutis.
Kisahnya begini. Pada 2 Juli 2022, sekitar pukul 04.00 waktu setempat, Valeria mengayuh sepedanya di jalanan Florence, Italia.
Subuh itu ternyata sungguh malang bagi Valeria. Ia terjatuh dari sepeda, yang menyebabkan pendaharan hebat di kepala, dan menderita kranioensefalik.
Para dokter yang menangani Valeria angkat tangan. Mereka mediagnosa, hidup gadis 21 tahun itu takkan lama.
Mendengar vonis tersebut, Liliana, ibunya, mencari jalan lain. Ia memilih mengandalkan belas kasih Allah dengan mendatangi makam Beato Carlo Acutis.
Ia berdoa dengan khusuk di makam orang kudus milenial itu. Ia mohon kesembuhan bagi puterinya melalui bantuan dan doa Beato Acutis.
Imannya yang kuat tersebut, menyelamatkan puterinya. Selang beberapa waktu, ia mendapat kabar dari rumah sakit. Valeria mulai bergerak, dan mencoba untuk berbicara.
Pada 18 Juli 2022, para dokter melakukan CT Scan kepala Valeria. Hasilnya, menakjubkan. Pendarahan yang sebelumnya terjadi, hilang seketika.
Sekitar dua minggu kemudian, tepatnya, 11 Agustus 2022, Valeria dipindahkan ke bagian terapi untuk memulai proses pemulihan. Dan ajibnya lagi, proses pemulihan tersebut diperkirahakan hanya memakan waktu seminggu.
BACA JUGA: Richard Eliezer Menikah Secara Katolik
Hati Lilian penuh syukur. Setelah bisa diajak bepergian, Liliana dan Valeria yang diselamatkan dari maut tersebut, berangkat ke Assisi untuk mengucap syukur di makam Beato Acutis.
Para ilmuwan sempat dibuat bingung karena peristiwa iman ini. Mereka masih tidak menyangka, Valeria bisa sembuh secepat itu.
Mukjizat ini disertakan dalam pengajuan kanonisasi Beato Carlo Acutis. Dan pihak Vatikan sudah menerimanya.
Sekarang tinggal menunggu perayaan kanonisasi Beato Carlo Acutis. Gelarnya akan berubah menjadi St Carlo Acutis. Ia akan menjadi milenial pertama yang diangkat menjadi orang kudus.
Pestanya dirayakan setiap tanggal 12 Oktober, sesuai dengan hari kematiannya.