Katolikpedia.id – Dalam Gereja Katolik, kita mengenal santo dan santa. Mereka adalah orang-orang yang mengabdikan hidup secara totalitas kepada Tuhan. Perjalanan hidup mereka mengajarkan kita banyak hal. Salah satunya, pesan-pesan motivasi mereka.
Pesan-pesan motivasi iman ini perlu kita renungkan agar kita lebih termotivasi untuk semakin mempererat hubungan kita dengan Allah.
Berikut ada 10 Quotes Katolik dari sejumlah santo dan santa #katolikpedia maksud. Sejumlah kutipan Katolik ini cocok pula untuk direnungkan kala kondisi hati sedang tidak baik-baik saja.
St. Bonevantura
St. Bonevantura adalah seorang Uskup, Kardinal dan Doktor Gereja. Imam OFM ini punya rasa hormat dan cinta yang besar kepada Salib Kristus.
Uskup Bonevantura dikenal sebagai pemimpin yang sangat bijaksana. Namanya cukup dikenal di Universitas Paris karena kecerdasannya.
Jika ada yang menannyakan kepadanya, dari mana ia memperoleh kecerdasan itu, Bonevantura menjawab dengan bangga bahwa Yesus yang tersalib yang menganugerahi kehebatan itu.
Dari St. Bonevantura kita diajarkan untuk benar-benar memaknai penderitaan Yesus di kayu salib. Kepada-Nya, kita memohon agar Dia melengkapi kelemahan dalam diri kita.
Santo Paus Yohanes XXIII
Yohanes XXIII adalah Paus Gereja Katolik ke-261. Paus yang dikanonisasi bersamaan dengan St. Paus Yohanes Paulus II ini menjabat dari tahun 1958-1963.
Pus Yohanes XXIII sering dijuluki “Paus Yohanes Yang Baik.” Ia mampu melawan ancaman-ancaman yang saat itu dihadapi Gereja. Kontribusi terbesarnya adalah menjalin kembali hubungan baik dengan Gereja Protestan dan Anglikan yang terpisah dari Gereja Katolik.
Pesan Paus Yohanes XXIII ini sangat tepat untuk kamu yang sering dihantui ketakutan saat sedang memperjuangkan mimpi-mimpimu.
St. Agustinus
Santo Agustinus atau juga dikenal sebagai Santo Agustinus dari Hippo merupakan seorang Doktor Gereja atau Pujangga Gereja terkemuka.
Mendengar nama St. Agustinus ingatan kita langsung tertuju pada kisah pertobatannya. Ia yang dulunya pembangkang dan pemabuk, bertobat berkat doa-doa ibunya, St. Monika.
Dari kisahnya kita harusnya semakin yakin dan percaya bahwa doa punya kekuatan yang luar biasa.
St. Antonius Agung dari Mesir
Berasal dari keluarga kaya raya tidak menjadikan Antonius berfoya-foya. Selepas ditinggal ayah dan ibunya, Antonius punya kerinduan yang besar untuk menjadi pelayan Tuhan seutuhnya.
Seluruh harta kekayaan orangtuanya dijual lalu dibagikan kepada fakir miskin. Prinsip Antonius, dengan menjual segala materi itu, pola pikirnya tidak teralihkan lagi dengan harta duniawi.
Antonius lalu memusatkan hidupnya menjadi seorang pertapa di padang gurun. Hari-harinya hanya diwarnai dengan doa, bermati raga, membaca Kitab Suci dan melakukan hal-hal yang berkenan di hati Tuhan.
Baca Juga: 5 Alasan Umat Katolik Mengawali Doa dengan Tanda Salib
St. Vincentius a Paulo
Santo Vincentius a Paulo lahir dari keluarga yang miskin. Dengan tertatih-tatih, ia berjuang untuk mendapatkan pendidikan yang layak, hingga menjadi imam.
Berangkat dari keluarga sederhana, maka passion yang dimilikinya pun ditujukan kepada mereka yang serba kekurangan. Karena cintanya begitu luas kepada kaum miskin, ia dijuluki “Bapak Orang Miskin.” Dari orang kudus ini kita diajarkan betapa pentingnya memiliki sikap rendah hati.
Santa Yohana Fransiska de Chantal
Hidup Santa Yohana terbilang cukup mapan. Ia dan suaminya mendidik anak-anaknya dalam ajaran Katolik yang kental. Suatu hari, kejadian naas menimpa keluarganya.
Suaminya dibunuh oleh orang terdekat mereka. Yohana frustasi dan membenci pelaku. Api kebencian di hatinya terus membara.
Sulit bagi dia untuk memaafkan pelaku. Namun berkat bimbingan Santo Fransiskus dari Sales, hati Yohana luluh. Api amarah dipadamkan dengan maaf. Sejak saat itu, Yohana dengan totalitas memusatkan hidupnya kepada Tuhan.
Satu hal penting yang kita petik dari pengalaman hidup Santa Yohana adalah memaafkan. Sulit memang! Namun jika kita mengarahkan pandangan kepada Tuhan dan meminta pertolongan-Nya, cepat atau lambat, hati kita yang keras akan luluh.
Santo Isidorus dari Sevilla
Gereja Katolik menetapkan Santo Isidorus sebagai pelindung internet. Pada masanya, nama Uskup ini sangat masyhur karena kecerdasannya.
Dengan kecerdasannya ia mengusahakan berbagai cara untuk memerangi ajaran sesat yang ingin memecah-belah tubuh Gereja Katolik. Jika ada yang ingin meruntuhkan keutuhan Gereja, maka di situ Uskup Isidorus akan hadir memberi perlawanan.
Beato Fulton J. Sheen
Uskup Sheen sangat populer di Amerika Serikat. Bukan karena ia berasal dari sana, tapi karena kotbahnya yang mampu menyentuh isi hati umat Katolik di AS.
Berawal dari radio, ia melebarkan sayapnya ke media televisi. Bukan demi popularitas! Ia memanfaatkan media TV yang saat itu sedang booming di AS untuk mewartakan kabar gembira Kristus.
Lewat program TV “Life is Worth Living,” Mgr Sheen berhasil menarik lebih dari 30 juta pemirsa dan program yang dipandunya bertahan selama 7 tahun.
Salah satu ajaran yang selalu ia tekankan adalah ajakannya agar umat Katolik terus meluangkan waktu untuk berdoa di hadapan Sakramen Mahakudus. Jadi, seberapa sering kamu berdoa di hadapan Sakramen Mahakudus?
Santa Gianna Beretta Molla
Giannna merupakan seorang dokter anak yang paling getol menolak tindakan aborsi. Bukan omongan belaka, ia benar-benar mempraktekkan itu dalam hidupnya.
Saat hamil anak ke-4, ia didiagnosa dokter menderita tumor. Penyakit tersebut membahayakan nyawanya, sehingga janinnya harus digugurkan.
Gianna menolak keras dan memilih mempertahankan bayinya. Dan pasca melahirkan , nyawa Gianna tidak tertolong. Kondisi sulit itu dimaknai Gianna sebagai momen berharga dari Tuhan.
Santa Gianna meninggalkan pesan berharga untuk kita. Setiap momen yang ada dalam hidup kita patut disyukuri, karena kematian bisa menjemput kapan saja.
St Sirilus dari Yerusalem
Selama menjabat sebagai Uskup Yerusalem, Sirilius banyak berhadapan dengan penolakan. Lebih dari itu, ia bahkan dibuang dan diasingkan oleh para pemegang kekuasaan. Berbagai paksaan untuk mengikuti ajaran sesat pun diterimanya.
Tapi, Uskup Sirilius tidak pantang menyerah. Ia tidak pernah putus asa dalam mencintai Kristus hingga akhir hayatnya. Apakah kita sanggup mencintai Kristus sebesar cinta St. Sirilius?
Sumber: imankatolik.or.id, mycatholic.life, carmelia.net, catholic.org, franciscanmedia.org, catholicnewsagency.com, imankatolik.or.id, hidupkatolik.com, mirifica.net
