Katolikpedia.id – Seorang pria asal Indonesia yang dikabarkan sangat pintar di Amerika, akhirnya ditahbiskan menjadi Imam OFM. Ini merupakan sebuah kesaksian iman yang sangat kuat.
Namanya Samuel Nasada Himawan. Sam – demikian nama panggilannya di Amerika sana – ditahbiskan menjadi imam di Amerika Serikat pada Senin, 3 Desember 2019.
Sebelumnya, Romo Sam mengikarkan Kaul Kekal sebagai anggota Ordo Fratrum Minorum (OFM) Provinsi Santar Barbara Oakland, Amerika Serikat, pada 20 Agustus 2016.
Sementara tahbisan diakon berlangsung pada 20 Oktober 2018 di The Conventual Church of Our Lady of the Angels di The Franciscan Renewal Center, Amerika Serikat. Pentahbisan diakon diberikan oleh Uskup Keuskupan Phoenix, Mgr Thomas James Olmsted.
#Ketertarikan Menjadi Imam Ofm
Dalam sebuah wawancaranya yang dipublikasikan di fscc-calledtobe.org, Romo Sam menceritakan awal mula ketertarikannya menjadi imam dan keputusannya bergabung ke komunitas Fransiskan.
Dalam wawancara itu, Romo Sam secara tegas mengatakan bahwa ia berasal dari Indonesia. Ia pergi ke Amerika Serikat untuk kuliah.
Tak tanggung-tanggung, Sam yang terkenal sangat pintar itu berhasil menyelesaikan studinya di bidang Engineering pada level insinyiur di Los Angeles. Setelah itu ia mulai bekerja di sana.
Tercatat, ia berhasil menyelesaikan studi strata satunya di bidang Industrial Engineering di Oklahoma State University, Amerika Serikat pada tahun 2000 dan Master Industri Engineering di Georgia Insitute of Techonology, AS, setahun kemudian, 2001.
Setelah itu, ia sempat bekerja di KC Pharmaceuticals, USA dari 2002-2005 dan Nitrilite, USA dari 2005-2008.
Sembari bekerja, Sam juga sangat aktif di komunitas-komunitas umat Katolik yang berada di Los Angeles. Ia ikut macam-macam kegiatan.
“Di situlah saya mulai mengeksplorasi panggilan saya untuk kehidupan imamat,” ujarnya.
Meski demikian, ia mengakui bahwa sebelumnya ia tidak tahu sama sekali tentang Ordo Fransiskan/OFM. Bahkan St Fransiskus Asisi, seorang biarawan besar dari Ordo OFM juga tidak ia kenal.
Suatu hari ia bertemu dengan seorang biarawan Fransiskan, seorang ahli liturgi. Mereka mulai berkenalan dan banyak berdiskusi, terutama tentang musik liturgi. Tema lain yang seringkali jadi topik obrolan mereka juga adalah liturgi multi-budaya yang sangat kaya di California, Amerika Serikat.
Dari diskusi itu mereka mulai nyambung. Suatu ketika biarawan itu mengajaknya untuk pergi ke Oakland. Ya semacam lihat-lihat biara Fransiskan di sana.
Di Oakland, mereka disambut dengan sangat ramah oleh para biarawan OFM di sana. Persaudaraan yang mereka hidupi pun mulai menggugah hati Sam. “Saya ketagihan,” imbuhnya.
Dari situlah ia mulai belajar lebih dalam tentang ordo OFM dan pada akhirnya memutuskan untuk meningalkan pekerjaannya dan bergabung menjadi seorang biarawan OFM.
#Tantangan Menjadi Biarawan
Sejak awal, Romo Sam sadar bahwa menjadi seorang biarawan itu tidak mudah. Ada banyak sekali tantangan yang harus dihadapi, terutama dalam konteks sosial hari ini.
Baca Juga: Tiago Varanda, Imam Tunanetra dengan Kesaksian Iman yang Mengagumkan
Tak mau berpura-pura, alumnus SMP dan SMA Kolese Kanisius Jakarta ini mengatakan kebanyakan tantangan itu datang dari umat Katolik sendiri.
Sering kali kita dituduh tidak ortodoks, memperlemah ajaran Gereja, dan sebagainya. Ia bersyukur bahwa dalam sejarah Gereja, dan saya pikir hampir semua ajaran agama lainnya, berakar dalam melayani mereka yang berada di pinggiran Gereja.
“Konsekuensinya prioritas pertama kita bukan pada bagaimana doktrin diikuti dengan detail, tetapi pada bagaimana mereka yang telah terpinggirkan dapat kembali merasakan bahwa Tuhan tidak meninggalkan mereka,” ujarnya tegas.
Sumber : fscc-calledtobe.org, sbfranciscans.org, dan catholicsun.org