Katolikpedia.id – Ada sebuah kisah menarik, yang menceritakan perjalanan tiga perawat jadi martir dalam Gereja Katolik. Keteguhan iman mereka akan Yesus dihargai Gereja dengan membeatifikasi mereka pada Sabtu, 29 Mei 2021.
Para pelayan medis tersebut adalah Maria Pilar Gullon Yturriaga (25 tahun), Octavia Iglesias Blanco (42), dan Olga Perez-Monteserin Nunez (23). Ketiganya tergabung sebagai perawat Palang Merah Spanyol.
Tiga perawat jadi martir dalam perang saudara di Spanyol, yang pecah pada 1936. Ketika itu, sasaran serangan dialamatkan kepada Gereja Katolik dan pusat-pusat pelayanan kesehatan yang berada di bawah naungan Gereja Katolik.
Ketika perang tersebut mulai berkecamuk dan banyak masyarakat sipil yang menjadi korban, tiga perawat ini berdiri di garis terdepan untuk mengobati yang terluka dan menolong warga yang sakit.
Pada 27 Oktober 1936 pusat pelayanan kesehatan, tempat ketiganya bekerja, diserang. Para pasien ditembak.
Diceritakan bahwa ketiga perawat ini punya kesempatan untuk melarikan diri saat penyerangan itu terjadi. Namun mereka memilih untuk tinggal demi melindungi para pasien.
BACA: Trik Menemukan Jodoh Katolik. Cari dan Temukan Dia Melalui Doa Ini
Makanya mereka ditangkap dan disiksa dengan kejam agar mereka mengingkari iman mereka akan Yesus Kristus.
Sepanjang malam itu, mereka menerima siksaan fisik yang sangat berat dari para penyerang. Mereka ditelanjangi dan diperkosa dengan sangat keji. Tujuannya agar mereka mau meninggalkan iman Katolik.
Namun mereka tetap berpegang teguh pada iman mereka, dan berulang kali berseru, “Viva Cristo Rey” (Hidup Kristus Sang Raja).
Keesokan harinya, 28 Oktober 1936, mereka digiring telanjang ke padang rumput, dan ditembak mati. Lalu jasad mereka diseret ke kuburan massal.
Kisah tiga perawat yang teguh pada imannya akan Yesus ini memperkuat keyakinan Gereja untuk mengangkat mereka sebagai orang Kudus, melalui salah satu tahapan yakni peristiwa beatifikasi.
Riwayat tiga perawat jadi martir
Maria Pilar Gullon lahir pada 29 Mei 1911, di Madrid, Spanyol. Ibu dan ayahnya adalah penganut Katolik yang taat. Maria menjadi anggota Catholic Action and the Daughters of Mary (Aksi Katolik dan Putri Maria) di Astorga, Spanyol.
Dia mengajar katekismus dan bekerja dengan orang miskin dan orang sakit. Tapi hatinya menuntun dia untuk menjadi Perawat Palang Merah, dan akhirnya mati di garis depan selama Perang Saudara Spanyol.
Olga Perez-Monteserin Nunez lahir pada 16 Maret 1913, di Paris, Prancis. Pada usia tujuh tahun, dia pindah ke Astorga, Spanyol bersama orang tuanya. Pada usia 23 tahun, dia mengikuti panggilan hatinya untuk membantu yang sakit, terluka, dan sekarat selama perang Spanyol.
Octavia Iglesias Blanco lahir pada 30 November 1894, di Astorga, Spanyol. Dia adalah yang tertua dari tiga pejuang iman ini. Usianya 42 tahun saat peristiwa penyiksaan yang berujung kematian itu terjadi.
BACA JUGA: Panduan Novena Kepada Santo Yudas Tadeus untuk Menghadapi Masalah Besar
Dialah yang menjadi panutan bagi dua “adiknya”, untuk terus mempertahankan iman Katolik mereka, meski harus menjalani siksaan paling keji.
Sebelum Upacara Beatifikasi mereka pada 29 Mei 2021, Uskup Astorga Mgr Jesus Fernandez Gonzalez berkata, “Para martir ini tidak terkait dengan kedua pihak—Palang Merah pergi ke mana pun ia dipanggil, terlepas dari siapa yang memegang kendali. Mereka juga tidak membawa senjata atau bahkan menggunakan kata-kata untuk menyerang siapa pun. Mereka hanya tergerak oleh belas kasih manusia dan amal Kristen, mengetahui risiko dan bahaya ketika mendaftar sebagai sukarelawan.”
Sumber: Aleteia.org.