Katolikpedia.id – Paus Fransiskus mengimbau kita untuk mempersembahkan seluruh hidup kita kepada Allah melalui doa. Jika kita melakukannya dengan sepenuh hati, maka kita tidak akan merasa sendiri.
Karena itu, hal terpenting yang harus ada dalam doa-doa pribadi kita adalah menyerahkan diri seutuhnya demi kemuliaan Tuhan. Yesus sendiri menyebut diri-Nya sebagai Gembala yang Baik.
Jika Ia adalah gembala yang baik, maka ia tidak akan meninggalkan kita sendiri. Ia menyerahkan diri-Nya untuk keselamatan kita.
Merujuk kisah Perjanjian Lama, Paus Fransiskus mengajak kita untuk belajar dari Nabi Daud. Di masa muda, ketika ia menjadi seorang gembala, ia suka memainkan harpa untuk memuji dan memuliakan Tuhan.
Bapa Suci menyebutkan, seperti dilansir dari Vaticannews.va (25/6/2020), Daud telah menjalankan tugasnya sebagai seorang gembala sejati. Ia rela mempertaruhkan nyawanya untuk keselamatan para domba gembalaannya.
Contoh Daud yang menghadapi macam-macam peristiwa sebagai seorang gembala domba, adalah gambaran tentang kehidupan kita.
Kita sering menghadapi situasi yang tidak pasti. Kita kerap berhadap-hadapan dengan bahaya yang mengancam masa depan kita. Kita harus berjumpa aneka kesulitan ketika kita mencoba untuk maju dalam hidup.
Tatkala kita menghadapi macam-macam tantangan tersebut, kita hendak menyerah. Kita akan merasa sendiri, tak punya siapa-siapa.
Padahal, Daud sendiri menunjukkan kepada kita bahwa Tuhan tetap ada di samping untuk memberi kita kekuatan dan penghiburan, seberat apa pun masalah yang sedang kita hadapi.
Paus Fransiskus bahkan mengatakan dengan tegas bahwa ada satu benang emas yang menghubungkan kita dengan Tuhan, yaitu doa.
“Daud mengajarkan kita untuk membiarkan diri kita masuk ke dalam dialog dengan Tuhan: sukacita serta rasa bersalah, cinta dan juga penderitaan, persahabatan serta penyakit. Semuanya bisa menjadi kata yang diucapkan kepada Bapa yang selalu mendengarkan kita,” ujar Paus Fransiskus dalam audiensinya tengah pekan ini.
Ia menambahkan, doa menjadikan kita mulia dan mampu memperbaiki hubungan kita dengan Tuhan yang merupakan Sahabat sejati dalam perjalanan setiap pria dan wanita, di tengah-tengah ribuan kesengsaraan hidup kita. Dengan begitu, kita tidak akan merasa sendiri.
Lantas, masihkah kira ragu dengan doa? Atau, jangan-jangan kitalah yang salah berdoa!
- Musik Etnik Jadi Musik Liturgi Gereja Katolik, Apa Bisa?
- LP3KN Menyusun Program Kerja 2025
- Tahun Yubileum sebagai Simbol Pembebasan dan Penghiburan
- Pesta Demokrasi dalam Pemilihan Ketua dan Wakil Senat Mahasiswa Kampus
- Lebih Dekat dengan Uskup Baru Keuskupan Surabaya