Katolikpedia.id – Beberapa waktu lalu, seorang ibu berbagi cerita singkat dengan Tim Katolikpedia. Kisah yang cukup menarik dan syarat akan makna positif.
Namanya, Kinanti. Saat ini ia sedang menikmati momen-momen bahagianya sebagai ibu muda. Meru, puteranya adalah buah cinta pernikahannya dengan Galuh, lelaki idamannya.
Kehadiran awal Meru dalam kehidupan Kinanti dan Galuh, tak mendatangkan kebahagiaan. Justru rasa takut, marah, kesal dan deg-degan yang mewarnai perasaan pasangan Katolik ini.
Janin dalam kandungan Kinanti dinyatakan tidak normal. Dokter memvonis ada cairan lebih pada bagian otak. Kelainan ini bisa mengarah ke penyakit hydrocephalus, sebuah penyakit yang menyebabkan kepala anak membesar.
Perasaan ibu Kinanti dan suaminya hancur. Merasa tak terima dengan hasil pemeriksaan ini. Berawal dari problematis inilah Kinanti dan Galuh berjuang untuk melewati situasi sulit ini. Tahap-tahap perjuangan mereka inilah yang ingin dibagikan ibu Kinanti kepada pembaca Katolikpedia.
Tak berniat untuk menyombongkan diri atau berbangga hati. Kinanti hanya ingin berbagi kisahnya dengan semua ibu-ibu di luar sana, bahwa sesulit apa pun keadaanya, jangan pernah berhenti berjuang. Masih ada Tuhan yang bersedia menemani kita, seburuk apa pun keadaan kita.
Inilah kisah lengkap ibu Kinanti….
Baca Juga: Inilah Doa-doa Katolik untuk Ibu Hamil. Kamu Harus Tahu!
Kesaksian pasangan Katolik, Kinanti dan Galuh
Waktu itu hamil Meru 3 bulan, aku periksa, di-USG dan dokternya bilang kalo Meru ini ada kelainan: ventrikulomegali yang menyebabkan adanya kelebihan cairan di otak, bisa mengarah ke hydrocephalus dan kelainan lainnya.
Akhirnya dirujuklah aku ke dokter obgyn fetomaternal untuk pemeriksaan lebih lanjut. Sedih, kecewa, marah, stress, semua perasaan jelek campur aduk jadi satu.
Rasanya nggak terima kalo Meru kenapa-kenapa. Tapi cuma bisa pasrah dan sadar diri kalo nggak ada yang bisa aku dan @galuhkresna lakukan selain berdoa. Baru ingat kalo sebelum ada kejadian ini, aku emang jarang doa karena nurutin hawa males-malesan efek hamil.
Kami memulai doa rosario bareng, dianya juga puasa dan novena. Dalam doaku selalu kuselipkan permintaan: “Ya Bapa, aku mohon semoga Engkau berkenan berkati janin ini, dari ujung kaki sampai ujung kepalanya. Dari sel terkecil, jaringan, organ, sistem organnya, ciptakanlah dia sehat, lengkap dan tanpa cacat.”
Lalu tibalah hari dimana kami kontrol ke obgyn fetomaternal. Deg-degan banget, waktu itu rasanya sampai pengen muntah.
Takut denger diagnosa dokter yang aneh-aneh lagi. Tapi ternyata dokter bilang kalo cairan di otaknya dedek normal, nggak ada masalah. Memang di-USG sebelumnya tampak ada kelainan. Tapi sekarang nggak ada masalah.
Dalam hati girang banget. Tapi kami masih penasaran secepat itukah kelainan ini hilang. Kami datang ke 3 dokter berbeda tapi jawabannya sama semua: dedek sehat dan baik-baik saja.
Hingga akhirnya Meru lahir dalam keadaan sehat, lengkap, sesuai request saya pada Tuhan ditambah bonus hidung mancung lagi. hahah….
Baca Juga: Kesaksian Sandra Dewi tentang Novena 3 Salam Maria
Waktu Meru dibawa bidannya, yang pertama kali @galuhkresna tanyain bukan berat badannya, tapi lingkar kepalanya dong. Ternyata normal juga. Pokoknya seneng banget, terharu. Tuhan kok bisa baik banget sama aku dan @galuhkresna yang nakal ini.
Mungkin ini caption paling panjang yang pernah saya tulis. Saya memang bukan tipe orang yang religius. Tapi saya mau share kebaikan Tuhan. Saya pengen bilang kalo doa itu benar-benar mengubah segala sesuatu.
Bisa dibilang, ini sebuah kesaksian iman Katolik yang sangat menginspirasi. Harapannya, kisah iman Katolik milik ibu Kinanti ini bisa memupuk iman umat Katolik agar selalu bersandar pada Tuhan, dalam suka maupun duka.
