Katolikpedia.id – Oktober 2021 lalu, seorang anak laki-laki viral di media sosial karena aksi uniknya saat berjumpa dengan Paus Fransiskus. Nama anak itu Paolo Bonavita. Perjumpaan singkat Paolo dengan Paus Fransiskus mengundang perhatian umat dari segala penjuru.
Belakangan, dilaporkan bahwa bocah tersebut mendapat mukjizat usai perjumpaan hangat dengan Paus Fransiskus beberapa waktu lalu itu. Seperti apa kronologi peristiwanya? Berikut adalah poin-poin yang #katolikpedia rangkum buat kamu!
#Epilepsi, autisme dan perjumpaan yang tak direncanakan
Paolo Bonavita tergolong anak berkebutuhan khusus. Ia adalah anak autisme yang juga menderita epilepsi.
Awalnya, Paolo dan ibunya, Morra sama sekali tidak berencana untuk berjumpa dengan Paus Fransiskus. Ibu dan anak ini sebenarnya tinggal di Italia Tenggara. Mereka mengunjungi Roma karena urusan lain.
Hari itu, 20 Oktober 2021, Morra mengajak putranya untuk melihat-lihat keindahan kota itu. Ketika melewati Vatikan, mereka melihat orang-orang sedang mengantre panjang untuk menghadiri audiensi umum Paus Fransiskus di Aula Paulus VI.
Mengetahui hal ini, Paolo merasa tertarik, sebab sudah lama ia bermimpi ingin berjumpa dengan Paus asal Argentina itu. Namun, keinginannya tidak terwujud, karena mereka belum melakukan reservasi.
Bocah 10 tahun itu merasa kesal dan marah. Ia ngotot dan terus memaksa ibunya. Tingkah Paolo ini menarik perhatian seorang ibu yang saat itu hendak mengikuti audiensi umum.
Ternyata, perempuan tersebut adalah pemimpin kelompok Unitalsi, sebuah asosiasi Italia yang membantu orang sakit, lanjut usia, dan cacat untuk berziarah. Berkat bantuannya, keinginan Paolo akhirnya terwujud.
#Perjumpaan yang mengharukan
Semula, Morra dan Paolo duduk di kursi deretan keempat, tetapi mereka diundang untuk menempati kursi bagian depan.
Morra melepas topi, syal, dan jaket Paolo untuk meletakkannya di kursi. Saat berbalik, ia mendapati putranya tengah berjalan menaiki tangga menuju Paus Fransiskus yang saat itu sedang duduk di kursinya.
Morra sempat memanggil Paolo, namun Swiss Guard meyakinkannya bahwa Paus merasa senang jika anak-anak mendekatinya.
Ketika Paolo mendekat, Paus tersenyum dan menggenggam tangan bocah itu. Mgr. Leonardo Sapienza, Prefektur Rumah Tangga Kepausan, yang saat itu duduk di sebelah kanan Paus, bangkit dan memberikan kursinya kepada Paolo Bonavita.
Tindakan ini disambut peziarah dengan tepuk tangan meriah. Anak itu duduk sejenak, lalu berdiri dan melompat bahagia di depan Paus.
Seketika ia tertarik dengan Zucchetto yang dikenakan Paus Fransiskus. Ia menunjuk-nunjuk topi bundar putih tersebut sambil berbisik kepada Paus. Ia juga menarik tangan imam yang saat itu sedang membaca injil dan menunjuk ke bagian kepala Paus Fransiskus.
Mgr. Sapienza, yang saat itu duduk di belakang Paus, berusaha menenangkan Paolo. Hingga akhirnya Paolo diberi sebuah Zucchetto putih, yang mirip seperti yang dikenakan Paus. Ia mengenakan topi bundar itu sambil tersenyum dan kembali ke ibunya.
Baca Juga: Ini 7 Fakta Menarik tentang Paus. Umat Katolik harus Tahu!
#Doa dan dukungan yang tulus
Saat memberikan homili singkat, Paus Fransiskus mengucapkan terima kasih kepada Paolo karena telah mengajarkannya tentang keberanian untuk selalu mendekatkan diri kepada Tuhan.
Usai audiensi umum, Bapa Suci secara khusus bertemu dengan Morra. Paus menyalaminya, memberinya semangat dan berjanji akan selalu mendoakan dirinya dan putranya.
“Signora, forza! Tidak ada yang tidak mungkin bagimu. Aku akan mendoakanmu. Maju terus. Kamu telah melakukan banyak hal untuk putramu. Kamu adalah ibu yang luar biasa.”
Baca Juga: Mukjizat! Anak yang Pernah Dicium Paus Fransiskus Sembuh dari Tumor Otak
#Mukjizat itu terjadi
Mungkin kamu bertanya, di mana letak mukjizatnya? Dalam wawancara yang dilakukan Giulio Capece di CNA, Morra menjelaskan bahwa sebelumnya, Paolo Bonavita tidak pernah melakukan sesuatu secara mandiri. Ia selalu membutuhkan topangan tangan dari orangtuanya.
Bahkan, untuk urusan naik tangga dan duduk di kursi pun tak bisa dilakukan Paolo. Namun, kebalikannya, saat mendekati Paus Fransiskus, Paolo justru berjalan sendiri, duduk di kursi sendiri, bahkan melompat-lompat sendiri, tanpa memegang tangan ibunya.
Bagi Morra, ini sesuatu yang sangat langka. Ini mukjizat dan anugerah Tuhan.
“Paolo tidak memiliki kekuatan untuk naik. Faktanya, ketika Paolo menuruni tangga, dia membutuhkan dukungan, tangan, atau pegangan. Tapi hari itu, dia bisa naik sendiri,” kata Morra dalam sebuah kepada CNA.
Esoknya, 21 Oktober, Morra harus membawa putranya untuk menemui dokter karena ia didiagnosa bahwa penyakitnya semakin memburuk dan kemungkinan besar ada tumor di tubuhnya.
Jelang tiga hari kemudian, dokter menelepon Morra bahwa keadaan putranya yang semula drop, justru berubah drastis.
Berselang dua Minggu, kondisi Paolo semakin membaik, dan tidak ada lagi gejala tumor di tubuhnya. Morra memaknai semua hal ini sebagai sebuah mukjizat yang terjadi dalam keluarganya.
“Ini keajaiban,” katanya. “Ini keajaiban, bagi kami dan bagi keluarga saya.”
Kepada CBS News, Morra mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada Paus Fransiskus karena doa dan pelukannya adalah sebuah keajaiban dalam hidupnya.