Katolikpedia.id
Berita

Paus Fransiskus Dua Kali Sebut Nama Indonesia di Basilika St Petrus Vatikan

IRIKA Italia Ketua Baru

Katolikpedia.id – Tiap hari Minggu di Lapangan Santo Petrus Vatikan pada pukul 12.00, ada kebiasaan untuk berdoa Angelus bersama. Doa Angelus ini selalu dipimpin oleh Bapa Suci, Paus Fransiskus.

Bapa Suci biasanya memulai dengan sebuah renungan singkat atas perikop Injil Hari Minggu, diikuti dengan pendarasan doa Angelus dalam bahasa Latin dan berkat meriah. Setelah berkat, Bapa Suci selalu menyapa para peziarah atau kelompok-kelompok yang hadir disitu.

Ada yang menarik pada dua Minggu terakhir ini. Pada Minggu, 23 Oktober 2022, Bapa Suci menyebut Indonesia dengan menyapa secara khusus para Rohaniwan, Biarawan dan Biarawati Indonesia yang ada di Roma.

Kelompok ikatan Rohaniwan, Biarawan dan Biarawati ini biasanya lebih dikenal dengan nama IRRIKA (Ikatan Rohaniwan-Rohaniwati Indonesia di Kota Abadi).

Begini kutipan langsung sapaan dari Bapa Suci: E saluto tutti voi, romani e pellegrini di vari Paesi. In particolare, saluto i chierici e i religiosi indonesiani residenti a Roma. Kalau diterjemahkan artinya seperti ini: “Dan saya menyapa kalian semua, orang-orang Roma dan para peziarah dari berbagai negara. Secara khusus, saya menyapa para klerus dan biarawan-biarawati Indonesia yang berada di Roma…”

Lalu tadi, Minggu 30 Oktober 2022, nama Indonesia kembali disebut. Di awal kesempatan doa Angelus kali ini, Bapa Suci mengajak semua yang hadir untuk merenungkan kisah tentang Zakheus.

Kata Bapa Suci, ada dua hal menarik dalam kisah Zakheus, yakni: tatapan Zakheus dan tatapan Yesus. Pertama, tatapan Zakheus. Zakheus adalah seorang Yahudi yang memungut pajak atas nama penguasa Romawi.

Atas sikap inilah, Zakheus dianggap sebagai pengkhianat bagi bangsanya dengan memeras dan mengambil keuntungan dari sesama saudara sebangsanya. Karena itulah, Zakheus menjadi sangat kaya, tapi dibenci oleh semua orang dan dikucilkan sebagai orang berdosa.

Postur tubuh Zakheus yang kecil-pendek, kata Bapa Suci sebenarnya mau menyinggung soal kerendahan batinnya, kehidupannya yang biasa-biasa saja, tidak jujur, dan selalu merendahkan dirinya sendiri.

Tetapi dalam kekecilannya itu, Zakheus punya hasrat yang besar untuk bertemu dengan Yesus. Ia berlari mendahului semua orang dan memanjat pohon ara hanya untuk melihat Yesus.

Zakheus di dalam kekecilan dan kehinaannya, merasa perlu mencari tatapan ata pandangan lain, yaitu tatapan mata dari Yesus.

Kedua, tatapan Yesus. Bapa Suci mengutip penggalan teks: “Yesus menengadah ke atas dan berkata kepadanya: “Zakheus, turunlah segera, karena hari ini Aku harus singgah di rumahmu”.

Lanjut Bapa Suci: “ini gambaran yang sangat indah, karena jika Yesus harus melihat ke atas, itu berarti Dia melihat Zakheus dari bawah. Inilah kisah keselamatan: Allah tidak memandang rendah kita untuk mempermalukan dan menghakimi kita, tidak; sebaliknya, Ia merendahkan diri-Nya sampai membasuh kaki kita, memandang kita dan memulihkan martabat kita.

Perjumpaan mata antara Zakheus dan Yesus tampaknya merangkum seluruh sejarah keselamatan: manusia dengan kesengsaraannya mencari penebusan, tetapi pertama-tama Allah dengan belas kasihanNya mencari kita manusia untuk menyelamatkannya”.

IRIKA Roma Ketua Baru

Setelah permenungan akan kisah Zakheus ini, Bapa Suci mendaraskan doa Angelus, memberi berkat dan salam. Pada kesempatan memberi ucapan salam inilah nama Indonesia kembali disebut dengan menyapa kembali secara khusus kaum rohaniwan, biarawan dan biarawati Indonesia di Kota Abadi.

Bunyi ucapan salam dari Bapa Suci pun sama persis dengan yang beliau sampaikan pada hari Minggu sebelumnya: Saluto tutti voi, romani e pellegrini di vari Paesi: famigle, gruppi parrocchiali, associazioni, singoli fadeli. In particolare saluto… e i chierici, le religiose i religiosi indonesiani residenti a Roma…”

Terjemahannya: “Saya menyapa kalian semua, orang-orang Roma dan peziarah dari berbagai negara: keluarga, kelompok paroki, perkumpulan, umat beriman perorangan. Secara khusus saya menyapa… dan para kaum klerus, biarawan-biarawati Indonesia yang berada di Roma…”

Ucapan salam yang sederhana. Yang tentu saja bagi sebagian orang bisa saja tidak ada artinya apa-apa. Tapi bila dipikirkan dan direnungkan lebih jauh, ada getaran makna yang tidak bisa dibiarkan berlalu begitu saja.

Ada getaran makna doa disitu. Ada getaran makna cinta. Dan ada getaran makna perhatian pula disana. Kaum klerus, biarawan dan biarawati pada khususnya dan umat Katolik Indonesia pada umumnya ada dalam doa, ada dalam hati dan ada dalam perhatian Bapa Suci, Paus Fransiskus.

Sapaan dan salam dari Bapa Suci disambut dengan teriakan gegap gempita nan santun, lambaian tangan nan sopan, bentangan spanduk IRRIKA dan bendera Merah Putih dari ratusan klerus, biarawan dan biarawati yang hadir secara langsung di Lapangan Santo Petrus.

Kehadiran para Klerus, biarawan-biarawati dalam doa Angelus bersama Bapa Suci ini sebagai bentuk syukur pergantian pengurus IRRIKA dari P. Paulus Halek Bere SSCC ke kepengurusan baru ditangan P. Avensius Harung MI sembari memupuk harapan untuk makin berkembangnya rasa kebersamaan dan persaudaraan dalam menjejaki panggilan suci di kota abadi.

Para klerus, biarawan dan biarawati yang hadir didampingi oleh P. Markus Solo Kewuta SVD, P. Paulus Halek Bere SSCC dan P. Avensius Harung MI, selaku Ketua IRRIKA yang baru.

Akhirnya ketika nama Indonesia disebut dua kali dalam kesempatan doa Angelus oleh Bapa Suci, tentu menjadi kebanggaan untuk kita semua. Ada pujian. Ada peluang. Adalah berkat. Dan pasti pula adalah tantangan. Mari kita bersyukur dan berjalan bersama.

Berita Terkait:

Mengapa Kemuliaan dan Alleluia Tidak Dinyanyikan Selama Masa Prapaskah?

Redaksi

Jadwal Misa Natal 2023 Gereja Katedral Jakarta dan Jakarta Pusat

Redaksi

4 Fakta Ini Punya Kaitan Erat dengan Pesta Salib Suci. Kamu Harus Tahu!

Edeltrudizh
error: Content is protected !!