Katolikpedia.id
Berita

Tahun Yubileum sebagai Simbol Pembebasan dan Penghiburan

Tahun Yubileum

Katolikpedia.id – Dalam tradisi Yahudi, “Yubileum” berasal dari kata “jobel” yang berarti tanduk domba, yang kemduian digunakan untuk mengumumkan tahun Yubileum setiap lima puluh tahun.

Tahun ini adalah momen khusus untuk kebebasan dan pengembalian tanah serta pembebasan utang dan perbudakan, sebagai simbol kasih Tuhan yang berkeadilan dan tanpa egoisme.

Dalam Imamat 25, disebutkan bahwa pada tahun ini semua orang harus kembali ke tanah milik leluhurnya, dan penindasan antar sesama harus dihindari.

Pernyataan ini dikuatkan oleh nubuat Yesaya yang membawa pesan pembebasan dan penghiburan dengan kuasa dan hikmat Allah. Dalam Yesaya 61:1-3, dikatakan bahwa tahun rahmat Tuhan meliputi pemulihan, kebebasan, dan sukacita.

Makna tahun Yubileum juga melibatkan penghiburan dan istirahat. Segala sesuatu berasal dari Tuhan, dan umat dipanggil untuk menghayati waktu dan hidup dalam kedamaian.

Bahkan, Yesus sendiri mengundang mereka yang letih untuk datang dan memperoleh kelegaan dari-Nya (Matius 11:28-30).

Yubileum ini dipandang sebagai gambaran perhentian Kristen yang sejati, sebagaimana dijelaskan dalam Surat Ibrani, yang menekankan istirahat sebagai anugerah dari Allah.

Akhirnya, visi eskatologis dari nubuat Daniel menyatakan pembebasan dan penghiburan yang kekal bagi umat Allah dalam perhitungan Yubileum yang terakhir, menandai penggenapan belas kasih dan kebaikan Tuhan bagi semua generasi.

Dalam bulla Paus Fransiskus yang berjudul Spes non Confundit, Paus Fransiskus mengutip surat rasul Paulus kepada jemaat Roma yang mengatakan, “Pengharapan tidak mengecewakan” (Rm 5:5), sebagai dasar bagi ajakan untuk memperbarui harapan umat Kristen dalam kasih Allah.

Yubileum 2025 dipandang sebagai gambaran perhentian Kristen yang sejati, sebagaimana dijelaskan dalam Surat Ibrani, yang menekankan bahwa istirahat adalah anugerah dari Allah.

Dengan demikian, Yubileum ini tidak hanya menjadi momen perayaan rahmat, tetapi juga mengandung visi eskatologis yang diungkapkan dalam nubuat Daniel, yang menyatakan pembebasan dan penghiburan kekal bagi umat Allah.

Dalam perhitungan Yubileum yang terakhir, hal ini menandai penggenapan belas kasih dan kebaikan Tuhan bagi semua generasi, serta menjadi panggilan bagi umat untuk hidup dalam harapan yang tidak mengecewakan.

Hal ini dikaitkan dengan pengharapan perayaan Yubileum yang diadakan setiap dua puluh lima tahun, sebagai momen bagi semua orang untuk memperbarui iman dan berjumpa dengan Tuhan Yesus sebagai “pintu keselamatan.”

Harapan, meski sering diiringi ketidakpastian, mengajak setiap orang untuk tetap percaya pada kasih Tuhan, yang memberikan kekuatan di tengah kekhawatiran dan keraguan.

Dalam Bulla Paus Fransiskus, Spes Non Confundit, No. 6 dijelaskan bahwa Tahun Suci 2025 melanjutkan perayaan rahmat sebelumnya dan mengajak umat untuk memperbarui harapan dalam kasih Allah.

Dimulai dengan pembukaan Pintu Suci di Basilika Santo Petrus pada 24 Desember 2024. Yubileum ini menyiapkan umat Kristen untuk menyambut kasih Tuhan dan menantikan peringatan 2000 tahun penebusan Yesus pada tahun 2033.

Melalui pembukaan Pintu Suci di gereja-gereja utama Vatikan dan katedral di berbagai belahan dunia, Paus mendorong umat untuk melakukan ziarah sebagai simbol perjalanan iman.

Tahun Yubileum juga mengajak umat membaca “tanda-tanda zaman” untuk menemukan harapan dalam kebaikan yang hadir di dunia, seperti yang diajarkan oleh Konsili Vatikan Kedua, agar kita tetap menyadari kehadiran Tuhan di tengah berbagai kesulitan hidup.

Paus Fransiskus juga mengajak umat beriman untuk menjadi tanda harapan yang nyata bagi mereka yang sedang menderita. Ia menekankan pentingnya perdamaian dunia, keadilan sosial, serta perhatian terhadap kaum miskin, para tahanan, orang sakit, kaum muda, dan migran.

Paus mengingatkan bahwa harapan Kristiani tidak mengecewakan karena didasarkan pada kasih Tuhan yang tak terpisahkan.

Oleh karena itu, ia menyerukan umat Kristen untuk menjadi yang terdepan dalam mempromosikan perdamaian, mengatasi krisis kemanusiaan, dan memperjuangkan penghapusan utang negara-negara miskin.

Dalam Yubelium ini, Paus juga menekankan pentingnya tindakan konkret dalam memberikan harapan, termasuk amnesti untuk para tahanan, dukungan terhadap orang-orang yang membutuhkan, serta perhatian khusus kepada kaum muda yang hidup tanpa harapan.

Ia mengingatkan agar semua orang Kristen berjuang untuk kesatuan Gereja, memperingati Konsili Nicea, dan merayakan Paskah bersama.

Paus mengakhiri dengan seruan agar umat beriman menyebarkan harapan melalui tindakan dan kata-kata mereka, untuk menghidupkan kembali sukacita dan keberanian di dunia yang penuh keputusasaan.

Paus Fransiskus menekankan pentingnya peran umat Kristen dalam menyebarkan harapan melalui tindakan dan kata-kata mereka, menghidupkan sukacita dan keberanian di dunia yang penuh dengan keputusasaan.

Bagi umat Katolik, Tahun Yubileum 2025 mengundang refleksi dan pertemuan dengan nilai-nilai dasar iman Kristen, seperti pembebasan, perdamaian, dan keadilan.

Umat diminta untuk memperbarui harapan mereka dalam kasih Allah dan terlibat aktif dalam tindakan konkret yang mendukung kaum yang tertindas, seperti kaum miskin, tahanan, dan migran.

Ini mengajak umat untuk tidak hanya merayakan rahmat Tuhan dalam doa, tetapi juga mewujudkannya dalam aksi nyata yang memperjuangkan kebaikan bersama.

Sebagai simbol perjalanan iman, ziarah yang digalakkan oleh Paus mengingatkan umat untuk terus berusaha menyatukan iman dan kehidupan sehari-hari, berpegang pada kasih Tuhan yang tak terpisahkan.

Tahun Yubileum ini menjadi ajakan untuk menyebarkan harapan dan kedamaian, serta menjadikan Gereja sebagai agen perubahan di dunia yang membutuhkan.

Alek Martin Pakpahan

Berita Terkait:

Mukjizat! Anak yang Pernah Dicium Paus Fransiskus Sembuh dari Tumor Otak

Redaksi

Wajib Tahu! Ini 6 Makna Penting dari Minggu Palma

Edeltrudizh

Sedih! Suster Ini Berlutut dan Memohon di Hadapan Para Polisi Myanmar

Edeltrudizh
error: Content is protected !!