Katolikpedia.id
Berita Motivasi

Tiago Varanda, Imam Tunanetra dengan Kesaksian Iman yang Mengagumkan

tiago-varanda-imam-tunanetra

Katolikpedia.id – Pastor Tiago Varanda adalah imam penderita tuna netra yang ditahbiskan pada 15 Juli 2019, di Gua Maria Bunda Kita Sameiro, kota Braga, Portugal. Ia menerima tahbisan Diakon pada tahun 2018 lalu, dan merupakan imam dari Keuskupan Agung Braga.

Imam yang berasal dari distrik Viseu, Kabupaten Lamego, Provinsi Beira Alta, Portugal ini, sudah menderita kebutaan sejak berusia 16 tahun. Ia dikabarkan sebagai penderita tuna netra pertama yang ditahbiskan menjadi imam di Negara Portugal.

Selain Pastor Tiago Varanda, memang ada beberapa pastor yang juga menderita tuna netra, tapi mereka mengalaminya setelah ditahbiskan menjadi imam/pastor.

Kesaksian Iman Pastor Tiago Varanda

Seperti dirilis Aleteia.com, sehari setelah tahbisan imamatnya, Pastor Tiago mengunjungi Cova da Iria untuk merayakan Misa di Kapel Penampakan Bunda Maria di kota Fatima.

Baca Juga: Sedih! Pastor ini Ditangkap Hanya Karena Menentang Tindakan Aborsi

cova-da-iria-fatima-portugal
Cova da Iria, Portugal (Foto: claraberkelana.com)

Pastor Tiago secara khusus ingin mendedikasikan tahbisan imamatnya kepada Bunda Maria. Baginya, Fatima bukan saja tempat bersejarah bagi umat Katolik, tapi tempat yang punya makna mendalam dan sangat spesial di hatinya sejak masih usia dini.

“Fatima selalu menjadi tempat khusus bagi saya, sejak saya masih kecil, dan pada momen yang penting dalam hidup saya ini, saya ingin datang untuk menguduskan pelayanan imamat saya di tangan Bunda Maria, karena saya tahu bahwa, melalui Dia saya dapat dipersatukan dengan Yesus. “

Kunjungan ini bukanlah yang pertama. Jauh sebelum penglihatannya bermasalah, Pastor Tiago sudah pernah menginjakkan kaki di kota Fatima, Portugal ini.

Meski begitu, pengalaman iman yang ia rasakan sangat berbeda dari sebelumnya. Kali ini, ia merasakan ketenangan yang lebih damai, meski matanya tak melihat dengan sempurna.  

“Suara orang-orang, bel, dan burung-burung sesekali membawa saya ke tempat yang penuh kedamaian ini, dan aroma khas lilin membawaku ke pengabdian dan refleksi yang mendalam… Semuanya seolah bergerak dengan sangat lambat dan tenang, yang membantu saya untuk berhenti dan berkonsentrasi dengan Tuhan dalam doa, ”katanya.

Pengalaman sulit menjadi seorang tuna netra

Pastor Tiago Varanda juga tak lupa membagikan keluh-kesahnya seputar keterbatasan yang dialaminya.

Meski berada dalam keadaan yang sulit, ia tetap bersyukur dan menganggap keterbatasan itu sebagai anugerah yang memberinya pengalaman unik dalam menjalankan pelayanan imamatnya.

tiago-varanda-imam-tunanetra
(Foto: www.diocese-braga.pt)

“Tidak dapat melihat memungkinkan saya untuk tidak terlalu teralihkan oleh hal-hal eksternal, meskipun, secara internal, saya harus melakukan upaya yang sama, yang seringkali sulit untuk mencapai keheningan batin dan konsentrasi penuh.

Juga, saya merasa indera saya yang lain menjadi lebih bekerja, terutama pendengaran yang merupakan sebuah  hadiah dari Tuhan, sehingga saya bisa menjadi imam yang bisa mendengarkan dengan ‘lebih baik’ orang-orang yang sedang berada dalam situasi dramatis, gembira dalam pengalaman iman mereka.”

Baca Juga: Sakit Leukimia, Paus Fransiskus Setuju Pastor Livinus Ditahbiskan di Rumah Sakit

Penyerahan diri seutuhnya kepada Tuhan

Proses untuk menjadi seorang imam bukanlah perjalanan yang mudah. Bagi Pastor Tiago, ia harus mengalami pergulatan batin dalam kurun waktu yang cukup lama.

Sejak memutuskan masuk seminari, ia menyerahkan segala perjuangannya dan perjalanan panggilannya kepada Tuhan.

“Saya memasuki seminari pada usia 28, bukan karena saya yakin saya akan menjadi seorang imam, tetapi karena saya percaya bahwa jika Tuhan memanggil saya untuk menjadi seorang imam, Dia akan memberi saya kekuatan untuk selalu setia kepada-Nya! ” (www.diocese-braga.pt).

Pater Tiago merayakannya Ekaristi bersama dua imam lainnya yang juga baru ditahbiskan, Pater Jorge Gonçalves dan Pater Pedro Oliveira.

imam-tunanetra-tiago-varanda
(Foto: aleteia.org)

Hadir juga pastor “veteran” (imam yang sudah purna tugas), Joaquim Fernandes, yang berusia 103 tahun yang hari itu sedang merayakan ulang tahun tahbisan imamatnya yang ke-74.

Kehadiran generasi imam lama dan baru saat itu turut mewariskan karya pelayanan yang dilakoni Yesus saat berziarah di dunia ini.

Marilah kita doakan Pater Tiago dan dua rekannya, agar kesetiaan dalam menjalankan tugas pelayanan selalu mereka pegang teguh.

Sumber: Aleteia.org

Yuk, Ikuti #Travelstory Katolikpedia di youtube

Berita Terkait:

Kebangkitan Kristus adalah Harapan untuk Mereka yang Kehilangan Arah

Tiwie Pert

Paus Fransiskus: Tuhan Kita adalah Raja yang Kaya akan Kasih

Edeltrudizh

Semarak Pentahbisan Gereja St Petrus Sernaru Labuan Bajo

Redaksi
error: Content is protected !!