Katolikpedia.id
Bunda Maria OMK Santo-Santa

7 Sikap Bunda Maria Ini Perlu Dipelajari Umat Katolik Jaman Now!

Sikap-Bunda-Maria

Katolikpedia.id – Maria adalah ibu paling tangguh yang pernah kita kenal. Bagaimana tidak, kerelaan hatinya untuk menerima tanggung jawab yang diberikan Allah Bapa melalui malaikat Gabriel, merawat Yesus dalam kandungannya, hingga harus menyaksikan puteranya yang tak bersalah disiksa, dihina, dan dipaku di kayu salib, adalah bentuk dari ketangguhan yang tak biasa.

Bunda Maria, selain sebagai ibu spiritual kita, ia juga sosok yang sangat inspiratif. Banyak hal yang bisa kita petik dari kisah hidupnya.

Kira-kira apa saja? Mari, kita simak 7 sikap Bunda Maria yang patut dicontoh oleh umat Katolik jaman now.

#Selalu siap katakan “yes” untuk Tuhan

Pertama kali menerima kabar bahwa ia akan mengandung, Maria langsung mengatakan ‘iya’, meski dia tahu bahwa saat itu ia belum memiliki suami. Sebuah jawaban ‘iya’, tanpa penolakan sekalipun.

Dengan menjawab ‘ya’ artinya, Maria sadar bahwa kehidupan sosial yang akan ia jalani ke depan akan semakin rumit, karena harus menerima banyak cemooh. Tapi, dalam kondisi tertekan seperti itu, sikap Bunda Maria tak pernah berubah.

Sama halnya dengan kehidupan kita di jaman now, jika seorang gadis hamil di luar nikah, maka banyak sekali cemooh dan gosip miring yang dialamatkan kepada si gadis.

Jika, kamu berada di posisi Maria, apakah kamu juga akan mengatakan ‘iya’? atau malah protes?

#Selalu percaya sepenuhnya  pada rencana Tuhan

Bunda Maria bisa saja mengutarakan perasaannya bahwa tanggung jawab besar itu tak sanggup ia jalani. Tetapi reaksinya berbeda.

Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataan-Mu”

sikap-bunda-maria
(Foto: Katolikpedia.id)

Maria yang saat itu dipenuhi rasa takut, tetap percaya sepenuhnya kepada Tuhan. Dan buah dari kepercayaan itulah yang membawa Yesus, sang Juruselamat ke dunia.

Nah, totalitas kepercayaan ini juga bagian dari sikap Bunda Maria yang patut dijadikan pedoman hidup kita.

#Selalu rendah hati dan punya rasa cinta kepada sesama

Di dalam Injil Lukas, diceritakan bahwa Maria menempuh perjalanan yang panjang demi ingin menemui saudaranya Elisabet, ibu Yohanes Pembaptis.

Bunda Maria  ingin berbagi cinta dengan Elisabet. Dan kunjungan hangat dari Bunda Maria membawa kebahagiaan bagi Elisabet dan janinnya.

“Diberkatilah engkau di antara semua perempuan  dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?”

Dari pengakuan Elisabet ini kita sudah cukup tahu bahwa sosok Maria adalah sosok yang istimewah di hadapan Allah.

Bisa saja keistimewaan itu dijadikan Maria untuk meninggikan dirinya, dan tak mau mengunjungi Elisabet, karena ia merasa seharusnya Elisabet yang mengunjunginya. Tapi, itu bukan sikap seorang Maria.

“Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.

Kisah ini jadi contoh nyata, bahwa Maria layak untuk jadi pedoman. Sebagai umat Katolik, kerendahan hati dan rasa cinta seperti inilah yang harus kita terapkan dalam keseharian kita.

 #Selalu tabah

Salah satu sikap Bunda Maria yang paling menyentuh adalah ketabahan. Sebagai umat, mungkin kita tak akan sanggup jika berada di posisi Bunda Maria kala itu.

Jika diteliti dengan baik, kisah hidup Ibu Maria selama ini selalu terhimpit suasana sulit. Mulai dari hamil sebelum menikah dengan St.Yosep, berjalan bermil-mil untuk menemui Elisabet, bahkan untuk melahirkan Yesus pun butuh perjuangan.

Lagi-lagi, perjalanan panjang harus ditempuhnya ke Betlehem, hingga berujung pada kelahiran Yesus di kandang, karena tak ada tempat menginap atau rumah sakit yang bisa ditempati. Bayinya pun hanya dibaringkan di palungan dan dibungkus dengan kain lampin.

Tak cukup di situ saja, usai kelahiran Yesus, Maria dan Yosep bersama bayi mungil mereka harus mengungsi demi menjauhkan Yesus dari ancaman keji Raja Herodes.

Tapi, Maria selalu tabah, karena ia tahu Allah selalu menemaninya dalam setiap tapak perjalanan sulit yang ditempuhnya, termasuk perjalanan paling menyedihkan yang menuntun putranya ke Kayu Salib.

#Selalu bersyukur

Terkadang, kita selalu mengeluh dengan keadaan hidup yang sulit dan lupa bersyukur. Jika dibandingkan dengan Bunda Maria, hidupnya jauh lebih sulit.

Maria bahkan harus tertatih menahan perih ketika melihat puteranya yang tak bersalah harus mati tergantung di kayu salib.

Dan Maria hanya bisa memeluk raga Yesus ketika ia sudah tak bernyawa. Tak ada keluhan, Maria tetap bersyukur di tengah kepedihan itu.

#Tanpa Pamrih

Kendatipun sudah banyak contoh tentang sikap Maria yang tak mau mementingkan diri sendiri, tapi contoh terbesarnya adalah perjalanannya bersama Yesus menuju bukit Golgota.

Sebagai ibu, setiap sakit yang dialami puteranya meninggalkan luka di hati.  Namun, tekad Bunda Maria tetap bulat, ia tak pernah ingin meninggalkan Yesus.

Ia mengesampingkan suasana kalut di hatinya dan memilih untuk menghibur Yesus, seperti yang kita temui dalam perhentian jalan salib yang ke-IV, “Yesus Berjumpa dengan Ibunya”

#Sangat mencintai Yesus

Tidak ada seorang pun di dunia ini yang mencintai Yesus lebih besar dari ibu-Nya. Cinta Maria sudah ada sejak Yesus masih dalam kandungannya.

Jika kita benar-benar merenungkan setiap misteri suci dengan cintanya yang tak ternilai kepada Yesus, maka kita akan belajar dari sikap Bunda Maria ini tentang bagaimana mencintai Yesus lebih dalam dari biasanya.

Itulah 7 sikap Bunda Maria yang patut dicontoh umat Katolik jaman now. Kamu, bisa praktekannya dalam keseharianmu!

Berita Terkait:

Prosedur yang Harus Dilalui Bila Seorang Romo Mau Meninggalkan Imamatnya

Dr. Doddy Sasi CMF

Ini Agama dan Latar Belakang Keluarga Hillary Brigitta Lasut. Orang Penting!

Steve Elu

Ini 4 Peristiwa dalam Doa Rosario yang Wajib Kamu Tahu!

Edeltrudizh
error: Content is protected !!