Katolikpedia.id
Berita Motivasi Paus Fransiskus

Paus Fransiskus: Tuhan Kita adalah Raja yang Kaya akan Kasih

Hari-Raya-Tuhan-Kita-Yesus-Kristus-Raja-Semesta-Alam

Katolikpedia.id – Pada Hari Raya Tuhan Kita Kristus Raja Semesta Alam tahun ini, Paus Fransiskus tidak merayakannya di Vatikan namun di Katedral Asti, Italia Utara.

Dalam homilinya, Bapa Suci mengajak semua umat untuk merenungkan makna raja yang melekat dalam diri Kristus. Kita menyebut-Nya raja, namun apakah kita paham makna ‘raja’ yang sesungguhnya?

Berikut ini adalah poin-poin penting dari homili Bapa Suci dalam perayaan Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam.

#Raja tanpa kekuasaan dunia

Yesus bukan raja yang kaya dan berkuasa di dunia ini, namun Dia adalah raja, yang melalui kematian-Nya di kayu salib, Ia merentangkan tangan-Nya untuk merangkul semua orang termasuk ketakutan, rasa sakit, kelalaian hingga kematian.

quotes-kristus-raja-semesta-alam
(Foto: katolikpedia.id)

“Tanda di atas salib, “Inilah Raja orang Yahudi,” membalikkan gagasan manusia tentang seorang raja, seperti yang kita bayangkan keagungan dan kekuasaan yang datang dengan kerajaan, sedangkan di sini kita melihat Tuhan yang “tampak sebagai seorang budak yang dieksekusi oleh mereka yang berkuasa.”

#Yesus merangkul setiap kita

Yesus melakukan perjalanan ke batas terjauh dari pengalaman hidup kita sebagai manusia. Apapun dialkukan-Nya demi mengayomi setiap domba-Nya.

Dia rela dibenci agar membawa cahaya ke setiap kehidupan dan merangkul semua realitas. Ia memberikan diri-Nya sepenuhnya, mempersembahkan hidup-Nya dalam pelayanan, menunjukkan kedekatan kasih Allah kepada kita masing-masing. Inilah makna raja yang sesungguhnya yang kita puji.  

“Hanya dengan masuk ke dalam pelukan Kristus, kita menyadari bahwa Allah berjalan seekstrem ini, bahkan hingga merelakan putra-Nya dipaku di salib, demi merangkul segala sesuatu tentang kita, termasuk: kematian, rasa sakit, kemiskinan, dan segala kelemahan kita. Dia menerima semua itu.”

Raja kita adalah raja yang bermahkota duri bukan kemegahan. Tangan-Nya terpaku di palang salib hingga ditelanjangi namun Ia kaya akan kasih.

Dari takhta-Nya di kayu salib Ia tidak lagi mengajar orang banyak dengan firman-Nya; Dia tidak lagi mengangkat tangan-Nya sebagai seorang guru. Dia melakukan lebih banyak.

“Dia merentangkan tangan-Nya untuk semua orang. Begitulah cara Dia menunjukkan diri-Nya sebagai raja kita: dengan tangan terbuka.”

#Menerima kasih Kristus

Dalam memandang Yesus yang tersalib, kita perlu melihat bahwa tangan-Nya yang terbuka adalah pelukan kasih-Nya bagi kita semua, tanpa memandang status dan dosa-dosa kita. Undangan Yesus terbuka setiap saat bagi siapapun untuk menerima kasih-Nya.

Dengan menerima kasih Tuhan, kita dapat dibebaskan dari perbudakan, keegoisan, dosa, dan kecemasan yang menyelimuti hidup kita, sama seperti penjahat yang disalibkan di samping Yesus yang menerima kasih dan pengampunan dari Yesus. Inilah yang juga Yesus inginkan dari kita, karena dengan melakukan itu, kita menyadari siapa raja kita yang sebenarnya.

“Tuhan kita bukan Tuhan yang tidak dikenal yang nun jauh, melainkan Tuhan yang dekat, lembut dan penyayang, yang tangan-Nya terbuka untuk selalu menghibur dan membelai kita. Itulah raja kita!”

Baca Juga: Ini 5 Fakta Penting tentang Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam

#Makna Kristus Raja dalam diri kita

Paus Fransiskus mendorong umat Katolik untuk bertanya pada diri sendiri: Apakah raja alam semesta ini juga raja dalam hidupku? Apakah saya percaya pada-Nya? Bagaimana saya bisa merayakannya sebagai Tuhan raja semesta alam? Apakah Dia juga menjadi Tuhan atas hidup saya?

Bapa Suci juga mengajak untuk melihat krisis yang terjadi saat ini, kemerosotan iman, dan kurangnya partisipasi umat.

Apa yang harus kita lakukan? Apakah kita puas dengan teori dan kritik, atau apakah kita akan menyingsingkan lengan baju kita, menjalani kehidupan, dan ikut terlibat dalam doa dan pelayanan? Apakah saya hanya akan menjadi seorang penonton atau saya ingin terlibat? Hari ini, Yesus raja kita memandang kita dari salib. Terserah kita mau memilih yang mana, cukup jadi penonton atau memilih terlibat….

Di akhir homilinya, Paus Fransiskus mengajak umat Katolik memandang lekat-lekat Yesus yang tersalib yang menatap kita dengan tangan terbuka. Dari salib, Yesus mengundang kita semua untuk menyambut kasih-Nya yang tak terbatas. Dan kasih Yesus itu perlu kita bagikan kepada orang lain agar kita tidak hanya menjadi penonton di hadapan mereka yang menderita.

Berita Terkait:

Mengapa Para Kardinal Harus Mempunyai Gereja di Roma?

Dr. Doddy Sasi CMF

Musik Etnik Jadi Musik Liturgi Gereja Katolik, Apa Bisa?

Redaksi

Penting! Ajakan untuk Menciptakan Homili yang Tidak Membosankan

Dr. Doddy Sasi CMF
error: Content is protected !!