Katolikpedia.id – Orang Muda Katolik dari Paroki St Stefanus Cilandak, St Antonius Bidaracina & St Barnabas Pamulang, yang merayakan Valentine bersama di Lt. 4 Gedung Hati Kudus Yesus, dikejutkan dengan hadirnya Jonatan Christie di penghujung acara.
Jojo, sapaan umumnya, tidak sekedar hadir sebagai tamu undangan, tetapi sebagai penyemangat bagi kaum muda yang hadir. Bisa dibilang, ini kado valentine dan surprise terindah dari Paroki Bidaracina untuk peserta yang hadir.
Jojo berbagi kisah tentang proses panjang dan sepak terjang perjalanan karirnya dari awal yang bukan siapa-siapa hingga kini yang dikenal sebagai seorang atlet ternama tanah air.
Jojo menuturkan bahwa perjalanan karirnya tidak semulus yang terlihat di layar televisi. Ada kegagalan bertubi yang harus direngkuh.
“Beberapa kali pertandingan gagal terus….Beberapa kali masuk final tapi gagal lagi dan lagi. Namun terus berharap, terus menunggu dan terus percaya bahwa janji Tuhan itu pasti bakal tercapai,” ujar pria kelahiran Jakarta, 15 September 1997 itu.
Ada beberapa poin penting yang dibagikan Jonatan Christie kepada OMK yang hadir. Menurutnya, poin-poin ini yang menjadi pegangan hidupnya saat berada dalam situasi sulit.
Doa seorang ibu
Salah satu hal yang meyakinkannya untuk tak pernah putus harapan adalah doa ibunya. Ia percaya, doa seorang ibu adalah penopang terbesar untuk setiap kegagalan yang berulang kali harus dilewati.
“Ketika gagal, aku selalu minta mama dan keluarga untuk selalu dukung dan support dengan doa untuk ngebantu aku agar tetap semangat lagi. Dan dengan berjalannya waktu bertahun-tahun akhirnya….Puji Tuhan…Tuhan kasih hal yang luar biasa. Aku bisa meraih gelar Super Series pertama aku. Setelah penantian 6 tahun akhirnya bisa meraih juara di Jakarta. Dan itu adalah momen terindah yang Tuhan kasih buat aku,” terang Jojo.
Hujatan dibalas dengan cinta
Menurut pria bernama lengkap, Leonardus Jonatan Christie itu, proses untuk menjadi seorang atlet bukan perkara mudah. Banyak cibiran yang sering kali dialamatkan ke dirinya ketika meraih kekalahan.
“Prosesnya gak mudah, karena namanya kompetisi pasti ada yang namanya kalah dan menang. Dan kalau kalah, pasti banyak yang mencibir, membuli, dan banyak yang berkata kurang berkenan di hati,” tuturnya.
Akan tetapi, ia mencoba untuk melihat hujatan itu sebagai bagian dari motivasi. Sebagai seorang Katolik, Jonatan benar-benar mempraktikkkan apa yang diajarkan Yesus. Segala hujatan dibalas dengan doa dan kasih.
“Ketika mereka menghujat, aku tetap mencintai dan tetap punya kasih untuk mereka karena tujuan mereka baik kok buat aku, bukan jahat. Karena mereka juga ingin aku menang dan juara. Jadi, aku lebih berpikir positif, bahwa bagaimana caranya aku mengganggap hal positif dari kata-kata negatif yang mereka keluarkan,” lanjutnya.
Dalam sesi tanya jawab, ada beberapa yang peserta mengajukan pertanyaan singkat kepada Jonatan.
Berangkat dari jatuh bangun yang dialami dalam hidup, apakah ada tips atau pesan yang mungkin bisa dibagikan ke OMK yang sedang putus asa?
“Pesan aku cuma satu, jangan membandingkan diri kita dengan orang lain, karena setiap individu itu berbeda. Dan kita masing-masing punya keistimewaan di mata Tuhan,” pesan Jonatan.
Meski begitu, menurut Jojo, hal itu bukan berarti membiarkan diri begitu saja. Perlu adanya introspeksi diri ke hal-hal yang positif.
“Lihat ke diri sendiri apakah kita sudah berbuat baik, apakah kita sudah melakukan hal yang menyenangkan hati Tuhan atau belum? Jika belum, maka mungkin bisa introspeksi diri, bisa sharing satu sama lain dengan teman-teman dalam kegiatan OMK, bisa saling mengingatkan satu sama lain. Tetap terus membangun komunitas yang positif dan saling suport,” ujar pebulu tangkis yang baru saja meraih rekor peringkat dua dunia pada sektor tunggal putra, Januari 2023 lalu.
Apakah pernah ada rasa benci kepada rival-rival yang dihadapi di lapangan?
“Kalau sampai benci sih gak ya, saingan tetap saingan sebagai lawan, tapi hanya ketika di lapangan aja. Ketika di luar, meski itu beda negara, kita tetap ngobrol, bercanda dan santai-santai juga. Jadi yang di lapangan itu sebatas profesionalisme aja. Di lapangan kita sebagai musuh, tetapi di luar itu kita tetap berteman biasa.”
Apa yang menjadi alasan untuk tetap konsisten, untuk selalu positif thinking dan tetap tenang dalam menghadapi bully-an dari netizen?
“Kalau aku sih, satu yang aku pegang, dia gak tahu keseharian saya seperti apa. Saya yang tahu apa yang saya perbuat, apa yang sudah saya lakuin, jika itu memang benar dan sejalan dengan apa yang seharusnya saya perbuat, saya gak ada masalah dengan apa yang mereka katakan karena mereka hanya melihat yang ada di depan.”
Bagi Jojo, hujatan tak harus dibalas dengan hujatan. Ia tak ingin lontaran kata-kata negatif itu bersarang di hati, tetapi mengolahnya sebaik mungkin untuk terus menghasilkan karya-karya yang positif. Hal ini juga yang menjadi alasan, mengapa ia tak pernah takut dikritik.
“Justru bagus kalau mereka berkata seperti itu. Biarkan Tuhan yang bela, karena itu aku merasa gak pernah takut untuk menerima kritikan. Justru mereka berbuat begitu, aku justru mendoakan mereka karena mereka gak tahu apa yang mereka katakan dan mereka perbuat. Itu memang gak salah juga karena di dunia media sosial sekarang kan orang gampang bangat berasumsi, jadi menurut aku itu wajar, tinggal kita yang harus menerima dan koreksi diri sendiri dan harus tunjukan juga ke mereka hal yang positif.”
Ditemui Tim Katolikpedia di sela-sela acara, pria 25 tahun itu, juga menyematkan pesan-pesan penyemangat untuk Orang Muda Katolik yang saat ini sedang berada di titik terendah hidupnya.
Pertama: Harus percaya
“Kalian harus percaya bahwa janji Tuhan dalam hidup kalian itu ada dan pasti akan digenapi. Tentang kapan waktunya dan di mananya memang kita gak pernah tahu, jadi menurut aku pribadi adalah, kalian harus tetap berusaha, harus tetap taat, tetap berada di jalannya Tuhan, sehingga rencan-rencana Tuhan yang tadinya udah disiapin itu bisa tercapai.”
Kedua: Cari suasana baru
“Berusaha untuk terus mencari suasana baru, coba untuk melihat hal-hal yang tadinya kecil dari sudut pandang yang berbeda, jangan hanya melihat dari sudut pandang kalian. Minta orang untuk kasih masukkan, untuk sharing sama orang juga. Contoh kaya komunitas positif kaya komunitas OMK…Karena menurutku itu sangat membantu.”
Ketiga: Join di komunitas yang positif
“Sebisa mungkin join di komunitas yang positif. Karena ketika kalian berada di komunitas yang positif, kalian gak gampang down dan hopeless, cepat menyerah, karena ada teman-teman di sekitar kalian yang bisa membantu kalian untuk lebih semangat dan bangkit lagi.”
Jonatan Christie tak hanya hadir untuk memberikan sharing, namun juga turut serta dalam Ekaristi Kaum Muda. Kehadirannya benar-benar menjadi pemantik api semangat orang muda Katolik. Di akhir acara, Jojo menyempatkan diri berfoto bersama frater, para diakon, romo dan peserta yang hadir.
Sebagai umat Katolik, tentu saja kata-kata motivasi Jonatan Christi ini tidak hanya berlaku untuk orang muda Katolik se-paroki SCJ, namun juga bagi semua orang muda Katolik di manapun. Semoga hal-hal baik yang dibagikan Jonatan Christi bisa kita petik dan kita hidupi dalam perjuangan hidup kita sebagai orang muda Katolik.
- Akhirnya! Hari Ini Nama Uskup Baru Keuskupan Surabaya Diumumkan
- Ini Tiga Paus Yang Pernah Berkunjung ke Indonesia. Semuanya Mencetak Sejarah
- Apa itu IKDKI? Ini 4 Hal Penting yang Wajib Kamu Ketahui!
- IKDKI adalah Lembaga Mandiri & Tidak Terhubung dengan Dunia Politik
- Sedih! Penyair Ternama Philipus Joko Pinurbo Tutup Usia