Katolikpedia.id
Berita OMK

Pendiri THS/THM itu Telah Berpulang. Selamat Jalan Romo…

Romo-Hadiwijoyo-Pendiri-THS-THM

Katolikpedia.id – Keluarga besar THS/THM sedang berduka. Romo Martinus Hadiwijoyo, Pr salah satu dewan pendiri THS/THM meninggal dunia.

Romo Hadi tutup usia pada Senin, 29 Agustus 2022, pukul 14.35 di Rumah Sakit St. Carolus, Salemba, Jakarta Pusat. Jenazah Romo Hadiwijoyo disemayamkan di Pusat Pastoral Samadi, Keuskupan Agung Jakarta.

Misa requiem akan berlangsung pada Senin, 29 Agustus 2022, berlanjut Selasa 30 Agustus dan Rabu, 31 Agustus setiap pukul 19.00 WIB.

Jenazah akan disemayamkan di Persemayaman Terakhir para Imam Diosesan KAJ di Selapajang Tangerang, usai misa pelepasan Kamis, 1 September 2022.

Profil Romo Hadiwijoyo

Romo Hadi lahir di Yogyakarta pada 26 Februari 1947. Ia lahir dua tahun setelah tahun kemerdekaan Republik Indonesia.

Perjalanan panggilan Romo Hadiwijoyo terbilang unik. Setelah tamat dari Seminari Mertoyudan di Magelang, ia memilih bergabung bersama Kongregasi MSF pada tahun 1966.

Tapi entah mengapa, perjalanan itu kandas. Tahun 1974, Hadi memutuskan keluar. Selepas dari biara, ia fokus bekerja untuk menopang ekonomi keluarga. Beberapa tahun hidup sebagai awam, rupanya benih panggilan itu tidak pernah hilang.

Hadi lalu memutuskan untuk kembali melanjutkan mimpinya menjadi seorang imam dengan bergabung sebagai calon imam Projo. Tahun 1981, Hadi melanjutkan pendidikan di STFT Kentungan, Yogyakarta.

Tahun 1984, ia ditahbiskan menjadi imam diosesan di Jakarta dengan motto imamat, “supaya kamu pergi dan menghasilkan buah” (Yoh 15: 16).

Romo Hadi dan THS/THM

Sebagian besar umat Katolik pasti mengenal organisasi THS/THM, namun kita mungkin tidak tahu siapa orang yang berjuang keras untuk mendirikan organisasi beladiri Katolik ini. Salah satu orang yang cukup berjasa adalah Romo Hadiwijoyo.

pendiri-ths-thm
Romo Hadi saat berpose bersama anggota THS/THM (Foto: ekorantt.com)

Perjuangan Romo Hadi dalam mendirikan THS/THM dimulai saat ia masih menjadi calon imam. Frater Hadi melakukan latihan pertama pada tahun 1983 di Seminari Petrus Kanisius Mertoyudan.

Awalnya ada 90 orang anggota yang tertarik dan bergabung. Para anggota ini adalah anak-anak seminari. Seiring berjalannya waktu, 90 anggota ini mulai menyusut dan tersisa 11 orang.

Frater Hadi terus menangani 11 orang ini dengan sangat telaten, mengajak mereka melakukan retret rohani sekaligus mematangkan gerakan pencak silat.

Setelah ditahbiskan menjadi imam, Romo Hadi tak lagi bertugas di Mertoyudan. Ia ditugaskan di Paroki Santo Fransiskus Xaverius Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Di Paroki Tanjung Periok, Romo Hadi merasa prihatin melihat kaum muda yang enggan beraktivitas di gereja. Diapun memanggil para seminaris yang telah ia latih untuk mengajari orang muda di Paroki Tanjung Periok pencak silat.

Syukur, apa yang dilakukan Romo Hadi disambut baik. Anggota THS/THM makin bertambah. Maka pada 10 November 1985, tepat peringatan Hari Pahlawan, Organisasi Beladiri Pencak Silat Katolik Tunggal Hati Seminari diresmikan dengan anggota 223 orang.

Sejak saat itu, nama organisasi THS/THM mulai harum ke berbagai daerah, dan diminati orang muda Katolik. Kini, organisasi itu masih terus ada dan makin berkembang.

Itulah ulasan sekilas tentang perjalanan panggilan Romo Martinus Hadiwijoyo. Kita patut bersyukur memiliki imam dengan karya dan kepedulian yang besar kepada Gereja dan orang muda.

Semoga apa yang ditanamkan Romo Hadi terus berbuah kebaikan dan dilestarikan. Terima kasih Romo Hadi untuk segala jasa dan karyamu. Selamat jalan ke rumah Bapa di surga.

Berita Terkait:

Ini Daftar Lengkap Paroki-Paroki di Keuskupan Agung Jakarta (KAJ)

Admin

Respon Bersama Jaringan Caritas Indonesia untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi

Redaksi

Serikat Panggilan Ilahi Merayakan Tahun Jubilum Konggregasi

Pastor Vian Nana SDV
error: Content is protected !!