Katolikpedia.id – Masih ingat kan aksi heroik seorang biarawati, berlutut di hadapan para militer Myanmar, yang viral beberapa Minggu lalu?
Suster Ann Rosa Nu Tawng ternyata tidak hanya sekali melakukan tindakan ini. Sudah berulang kali ia berlutut dan memohon agar para militer Myanmar tidak secara brutal menyerang para pengunjuk rasa.
Baca Juga: Sedih! Suster Ini Berlutut dan Memohon di Hadapan Para Polisi Myanmar
8 Maret lalu, Suster Ann Rosa Nu Tawng kembali ke jalanan dengan aksi yang sama. Sepertinya, seruan sebelumnya tidak menyentuh hati tentara Myanmar.
Diberitakan catholicnewsagency.com, tindakan biarawati Xaverian ini bertujuan untuk menghentikan pertumpahan darah yang sudah sebulan lebih berlangsung.
“Saya memohon kepada mereka untuk tidak menyakiti para pengunjuk rasa, tetapi untuk memperlakukan mereka dengan baik, seperti anggota keluarga.”
Lagi-lagi Sr. Ann memohon kerendahan hati pihak keamanan untuk tidak menembak anak-anak dan orang muda yang ikut berunjuk rasa.
Tanggapan militer Myanmar
Dari video kedua yang juga viral, terlihat beberapa petugas merespon Sr. Ann. Mereka ikut berlutut dan membungkukkan badan di hadapannya. Salah satu atasan militer yang menemui Sr Ann menjelaskan bahwa mereka hanya mengawasi jalanan.
“Saya memohon kepada mereka untuk tidak menembak anak-anak” kata Ann Rosa Nu Tawng kepada catholicnewsagency.com.
Tapi beberapa saat setelah itu, para militer Myanmar justru mendaratkan peluru tepat di kepala seorang anak. Korbannya tewas seketika.
Baca Juga: Sedih! Pastor Pembimbing Rohani Pasien Covid-19 ini Tutup Usia
“Kami mendengar suara tembakan keras dan melihat bahwa kepala seorang anak kecil telah meledak, dan jalanan dibanjiri darah,” kenangnya.
Darah mengalir deras. Korban berjatuhan. Itulah yang dihadapi biarawati ini. Sr. Ann Tawng ditemani saksi mata lainnya mencoba sekuat tenaga membawa beberapa korban ke klinik di biaranya. Tapi aksinya sempat tersendat karena dibutakan gas air mata.
“Lantai klinik kami menjadi lautan darah” ujarnya.
Menurut Suster 45 tahun ini, menghilangkan nyawa seseorang sama saja dengan tidak menghargai kehidupan. Itu yang mendorongnya untuk berani bersuara dan melakukan aksi protes.
“Kita perlu menghargai hidup. Itu membuatku merasa sangat sedih. “
Permohonan Paus Fransiskus
Aksi kemanusiaan yang menyentuh hati semua pengguna media sosial di berbagai belahan dunia ini, juga menyentuh hati Paus Fransiskus.
Baca Juga: Tersentuh! Paus Fransiskus Bawa Bunga dari Irak untuk Bunda Maria di Vatikan
Pemimpin tertinggi Gereja Katolik itu dibuat terkesan dengan keberanian suster asal Myanmar ini. Senada dengan aksi Sr. Ann, Paus memohon kepada pihak keamanan Myanmar agar berhenti berlaku kasar kepada demontran.
“Sekali lagi dan dengan sangat sedih saya harus mengingatkan kembali situasi genting di Myanmar, di mana begitu banyak orang, terutama kaum muda, kehilangan nyawa mereka saat menyerukan perdamaian di negara mereka,” kata Paus Fransiskus di akhir audiensi umumnya.
Bapa Suci mengajak orang-orang penting di Myanmar agar menyelesaikan masalah besar ini dengan diskusi, bukan genjatan sejata.
“Saya juga berlutut di jalanan Myanmar dan memohon. Dengan uluran tangan terbuka, saya mohon: hentikan kekerasan! Mari, selesaikan dengan diskusi.” pesan Bapa Suci.
Mari, kita senada dengan Bapa Suci, mendoakan Myanmar agar segera pulih dan kembali damai.