Katolikpedia.id
Berita Motivasi

Dulu Berambisi Jadi Penyanyi, Kini Ditahbiskan Menjadi Imam. Karya Tuhan Memang Luar Biasa!

Penyanyi-jadi-pastor

Katolikpedia.id – Eduardo Perez Orenes dulunya bercita-cita menjadi seorang penyanyi. Sejak kecil hidupnya selalu berkaitan erat dengan musik. Ambisinya sangat besar untuk meniti karir menjadi penyanyi hebat.

Tapi sayang, cita-cita itu sirna seketika. Faktanya, setelah membangun karir bertahun-tahun, ia malah menyerah dan berpaling menjadi seorang seminaris. Karirnya yang sudah mulai meroket malah ditinggal begitu saja.

Pada 10 September 2022 lalu, Eduardo akhirnya ditahbiskan menjadi Imam. Seperti apa kisahnya? Berikut ada beberapa hal yang yang bisa kita petik dari perjalanan panggilan Pastor Eduardo Perez Orenes!

#Bukan dari keluarga religius

Eduardo kecil lahir di sebuah kota di Murcia, di Spanyol Selatan bernama Ermita de Burgos. Ini merupakan kota kecil. Kurang lebih penduduknya hanya sekitar 400 orang. Lingkungan keluarganya sama seperti kebanyakan orang di Spanyol yang jarang ke Gereja dan mempraktekkan iman Katoliknya.

“Saya tidak tumbuh dalam keluarga yang religius, tetapi saya dibaptis. Saya juga menerima Komuni Pertama; tapi setelah itu, saya tidak kembali ke Gereja sampai umur 23 tahun,” jelasnya dalam sebuah wawancara yang diterbitkan oleh Delegasi Episkopal Media Komunikasi Sosial Keuskupan Murcia.

#Gereja adalah tempat konser

Eduardo Perez sangat tergila-gila dengan dunia tarik suara. Bisa dikatakan passion hidupnya adalah bernyanyi. Begitu banyak paduan suara yang sudah diikuti. Saking sukanya dengan dunia tarik suara, ia pernah berpartisipasi dalam 12 paduan suara sekaligus.

Ia juga kerap bernyanyi di Gereja. Namun, itu semua bukan karena iman, tetapi ia menganggapnya sebagai konser mini. Perayaan liturgi baginya tampak sebagai suatu hal yang biasa saja. Prinsip Eduardo, bernyanyi di Gereja adalah bagian dari proses untuk memajukan karirnya.

Eduardo-Perez-Orenes-penyanyi-yang-jadi-imam
Eduardo saat bernyanyi dalam sebuah event Gereja

#Hanya mementingkan kesuksesan

Hasil dari usaha dan kerja keras Eduardo selama bertahun-tahun mulai terlihat. Kariernya mulai meningkat ke arah profesional dan kehidupan seorang seniman.

Karir memuncak, ambisi pun makin memuncak. Ia mengakui bahwa saat itu, hatinya dipenuhi keegoisan. Ia hanya berfokus pada kesenangan, kemewahan, dan kemenangan sebagai tujuan hidupnya. Bahkan ia rela melakukan apapun demi memuluskan karirnya.

“Saya selalu membidik sesuatu yang lebih dan hati saya menjadi begitu ambisius. Segalanya dan semua orang menjadi alat untuk membantu saya terus mencapai lebih dari yang sudah saya miliki. Semuanya harus berputar di sekitar saya dan saya harus terkenal dan karis saya harus sukses. Saya tidak mencintai siapa pun lagi dan saya tidak dapat melihat bahwa gaya hidup ini dapat menyebabkan saya merasa sendirian.”

#Keegoisan runtuh seketika

Suatu hari, seseorang mengirimi Eduardo sebuah buku karya G.K. Chesterton, seorang jurnalis dan penulis yang juga seorang Katolik.

Perlahan, buah pikiran G.K. Chesterton mulai meruntuhkan keegoisan dan ambisi di dalam dirinya. Eduardo merasa seperti menemukan kebahagiaan.

Ia mengakui bahwa selama ini, lewat karyanya sebagai seorang penyanyi, langkahnya sudah sangat dekat dengan Tuhan. Namun, ambisi untuk menjadi penyanyi populer menutup hatinya untuk memahami makna dari kedekatan itu.

#Berpaling kepada Tuhan

Seperti kisah anak yang hilang, Eduardo akhirnya sadar bahwa sudah saatnya berpaling kepada Tuhan. Bahwa sudah waktunya untuk kembali ke ruang pengakuan dan mengakui segala kekurangannya. Ia bersemangat menghadiri katekese dan belajar lebih banyak tentang iman Katolik.

“Sampai saat itu, tidak ada seorang pun di sekitar saya yang berbicara kepada saya tentang Tuhan, dan saya haus untuk menemukan lebih banyak.”

#Memberikan hidup untuk orang lain

Panggilan untuk menjadi imam datang tiba-tiba. Bahkan saat ia sedang menempuh pendidikan di bidang musik. Eduardo lantas meninggalkan itu semua dan memutuskan untuk masuk seminari.

Pastor-Eduardo-Perez-Orenes-saat-masih-di-seminari
Eduardo saat masih di seminari (diariodruida.blogspot.com)

“Saya melihat bahwa ini adalah tempat terbaik untuk meletakkan hadiah yang telah Tuhan berikan kepada saya untuk melayani orang lain, sebagai seorang imam.”

Selain bertemu dengan orang-orang muda di seminari yang berbagi keprihatinan dan aspirasinya, kehidupan membiara juga membentuk Eduardo untuk lebih peduli kepada orang lain dalam tindakan kasih dan pelayanan sehari-hari.

Sejak saat itu, ia semakin yakin untuk mempersembahkan hidupnya bagi semua orang di sekitarnya yang tidak percaya dan bagi mereka yang belum menemukan Tuhan.

#Ditahbiskan menjadi imam

Kini anak yang hilang itu telah kembali dan seutuhnya menjadi milik Bapa. Eduardo ditahbiskan menjadi imam di Paroki El Salvador de Caravaca de la Cruz, Spanyol.

Penyanyi-Katolik-ditahbis-menjadi-pastor
Momen tahbisan P. Eduardo (Foto: alcantarilladigital.com)

Ia mengutip Injil Yohanes 15:13 sebagai motto tahbisan imamatnya: “Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.”

Menurut Pastor Eduardo, usai menjadi imam, nyanyiannya lebih indah dari dulu, karena ia benar-benar memaknainya dari hati.  

Pastor-Eduardo-Perez-Orenes
Pastor Eduardo usai ditahbis (Foto: alcantarilladigital.com)

Ia percaya, Tuhan memanggilnya untuk membawa dan mendekatkan mereka yang tidak memiliki kesempatan untuk mengetahui kasih yang besar dari Allah dan Gereja.

Kisah Pastor Eduardo selaras dengan apa yang pernah dikatakan Paus Emeritus Benediktus XVI pada 2010 lalu:

“Musik mampu membuka pikiran dan hati ke dimensi roh dan mengarahkan orang untuk mengangkat pandangan mereka ke Yang Mahatinggi, untuk membuka diri mereka pada kebaikan dan keindahan mutlak yang sumber utamanya adalah Tuhan.” – Paus Benediktus XVI, Pidato, 29 April 2010.

Berita Terkait:

Puji Tuhan! Paus Fransiskus Mengkanonisasi Dua Orang Kudus Baru

Edeltrudizh

Paus Fransiskus: “Saya Kuat Menanggung Banyak Derita karena Gereja Membantu Saya”

Steve Elu

Romo Pertama Keuskupan Maumere Raih Gelar Doktor dari UI

Tiwie Pert
error: Content is protected !!