Katolikpedia.id
Berita Uncategorized

Seperti Apakah 3 Orang Majus Itu? Mengapa Harus Emas Kemenyan dan Mur?

perayaan-hari-raya-epifani-atau-penampakan-Tuhan

Katolikpedia.id – Setiap tahun kita merayakan Hari Raya Tiga Raja, namun mungkin masih banyak hal yang belum sepenuhnya kita pahami. Berikut, Katolikpedia merangkumnya dalam 10 pertanyaan ini!

Kapan hari raya Epifani dirayakan?

Di Indonesia, Hari Raya Epifani dikenal juga dengan Hari Tiga Raja dan Hari Penampakan Tuhan. Perayaan ini dirayakan 12 hari setelah Hari Raya Natal.

Hari Raya Penampakan Tuhan atau Epifani dirayakan tiap 6 Januari, namun terkadang dimajukan dan dirayakan pada hari Minggu.

Apa yang dimaksud dengan Minggu Epifani?

Kata epifani berasal dari bahasa Yunani yaitu epiphaneia. Secara harafiah kata ini artinya: penampakan yang mencolok.

Dalam Perjanjian Lama, kata epifani digunakan untuk merujuk pernyataan diri Allah, sedangkan di Perjanjian Baru, kata tersebut merujuk pada kelahiran Yesus Kristus, penampakan setelah kebangkitan-Nya dan kedatangan Kristus yang kedua.

Apa yang dirayakan pada hari Epifani?

Dalam perayaan Epifani, umat kristiani merayakan wahyu Yesus kepada tiga orang Majus atau tiga raja. Mereka tiba di tempat kelahiran Yesus setelah mengikuti bintang di langit.

Siapa nama orang majus dari Timur”?

Menurut tradisi yang diperoleh sejak abad ke-7, Gereja Katolik Roma mengidentifikasi bahwa ada 3 orang majus, dengan nama Melchior, Caspar dan Balthasar.

Menurut kalender orang kudus abad pertengahan, ketiga orang Majus ini meninggal saat usia mereka sudah senja. Dikatakan bahwa St.Melchior meninggal dunia pada 1 Januari saat berusia 116 tahun. St. Balthasar meninggal pada 6 Januari di usia 112 tahun dan St. Caspar pada 11 Januari pada usia 109 tahun.

Baca Juga: Mengenal Tradisi Epifani Dari Seluruh Dunia, Kamu Sudah Tahu?

Seperti apakah 3 orang majus ini?

Dalam Excerpta et Collectanea, St. Bede (735) mendeskripsikan dengan cukup jelas perawakan 3 orang majus tersebut.

Ia menulis begini: “Orang majus adalah mereka yang memberikan persembahan-persembahan kepada Allah. Yang pertama dikatakan bernama Melchior, seorang yang tua dengan rambut putih dan jenggot yang panjang… yang mempersembahkan emas kepada Tuhan sebagai raja. Yang kedua bernama Casper, muda dan tidak berjenggot, ber-bintik-bintik kemerahan… dengan per- sembahan kemenyan, persembahan yang ditujukan kepada Sang Ilahi. Ketiga, berkulit hitam dan berjenggot lebat, bernama Balthasar… dengan persembahan mur yang menandai bahwa Anak Manusia itu yang akan wafat.”

Apa yang dibawa tiga orang majus dari Timur?

Dalam Injil tidak disebutkan dengan detail jumlahnya, namun dikatakan bahwa 3 majus dari Timur membawa 3 buah persembahan. Melchior membawa emas, Balthazar membawa kemenyan dan Caspar membawa mur.

Persembahan itu adalah emas, kemenyan, dan mur. Dari sini jugalah, muncul dugaan bahwa ada 3 orang yang datang menyembah Yesus. Dalam tradisi dikatakan bahwa Melchior dari Eropa, Balthazar dari Afrika dan Gaspar dari Asia.

Mengapa harus emas, kemenyan dan mur?

Mungkin kita bertanya, mengapa harus emas, kemenyan dan mur? Tiga harta benda ini ternyata ada maknanya.

Emas melambangkan bayi Yesus yang kemudian akan menjadi Raja Agung. Kemenyan/dupa melambangkan keilahian-Nya sebagai Anak Allah. Sedangkan mur melambangkan bayi Yesus yang kelak akan mati untuk menebus dosa manusia.

Sejak kapan nubuat kunjungan para Majus?

Kunjungan para majus ini sudah dinubuatkan dalam kitab Perjanjian Lama. Di dalam Kitab Bilangan, Bileam menubuatkan kedatangan Mesias, katanya: “Aku melihat Dia, tetapi bukan sekarang; aku memandang Dia tetapi bukan dari dekat; bintang terbit dari Yakub; tongkat kerajaan timbul dari Israel…”

Berapa jauh perjalanan orang Majus?

Menurut catatan sejarah, perjalanan yang ditempuh oleh orang-orang Majus cukup jauh. Diperkirakan mereka berjalan sejauh 2.500 mil atau sekitar 4.000 km.

Mengapa orang Majus pulang melalui jalan lain?

Seperti tertulis dalam injil bahwa, Allah telah memperingati mereka agar pulang melalui jalan lain agar menggagalkan rencana Raja Herodes yang saat itu diam-diam mencari dan hendak membunuh Yesus.

Referensi: catholiceducation.org & catholicculture.org

Berita Terkait:

Requiem untuk Paus Emeritus Benediktus XVI di Katedral Jakarta

Steve Elu

Suster Josefin Solon Bersyukur Atas Panggilan 40 Tahun Hidup Membiara

Fr Firmino Botan, SSCC

Ketika Merah Putih Berkibar di Hadapan Paus Fransiskus

Redaksi
error: Content is protected !!