Katolikpedia.id
Berita Motivasi Paus Fransiskus

Sedih! Perempuan Ini Nyaris Dihukum Mati Atas Tuduhan Penistaan Agama

kasus-penistaan-agama-asia-bibi

Katolikpedia.id – Kamu pasti masih ingat dengan tuduhan penistaan agama yang dijatuhkan kepada mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok beberapa lalu bukan?

Nah, kasus tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia loh tapi juga di negara Pakistan. Seorang wanita bernama Asia Bibi juga mengalami hal yang mirip kasus Ahok.

Wanita tersebut dijatuhi hukuman mati karena dituduh melakukan penistaan ​​agama. Asia Bibi menghabiskan 10 tahun hidupnya di penjara sebelum akhirnya dibebaskan.

Mungkin sebagian dari pembaca Katolikpedia.id, tidak begitu familiar dengan nama Asia Bibi, tapi sekedar informasi, kasus yang menimpa Asia Bibi ini sudah jadi perbincangan publik. Bahkan viral hingga dunia international.

Asia Bibi adalah wanita Katolik pertama yang dijatuhi hukuman mati karena kasus penodaan agama di Pakistan.

Dirilis dari tempo.co, kejadian ini dipicu hanya dari kesalahpahaman Asia Bibi dan beberapa wanita Muslim.

Masalah yang sangat sederhana ini lalu meluas dan makin memanas hingga dibawa ke jalur hukum dan jadi perhatian negara-negara lain.

Setelah berjuang melewati proses hukum yang panjang, Asia Bibi yang sehari-harinya bekerja sebagai seorang buruh tani itu akhirnya diputuskan bersalah pada tahun 2010. Bahkan dia sempat dijatuhi hukum mati.

Baca Juga: Tinggalkan Profesi Guru dan Masuk Biara, Suster ini Setia Melayani Para Napi yang Dihukum Mati

asia-bibi-dan-dihukum-mati-kasus-penistaan-agama
(Foto: theguardian.com)

Pada tahun 2018, Mahkama Agung setempat membatalkan hukuman mati atas dirinya. Meski begitu, Asia Bibi tidak sepenuhnya bebas. Ia tetap harus menjalankan hukuman salama sepuluh tahun di penjara.

Pada tahun 2020, wanita kuat ini sudah boleh menghirup udara segar. Setelah kebebasannya, banyak media yang mewawancarainya, terkait pengalaman pahitnya itu.

Salah satunya adalah aletia.org. Media online tersebut melakukan wawancara khusus dengan Asia Bibi. Sorotan utama yang perlu kita pelajari dari wanita ini adalah imannya sebagai seorang Katolik.

Kepada aleteia.org, ia bertutur bahwa yang menguatkan dirinya hingga tegar menghadapi tantangan terbesar ini adalah tangan Tuhan.

Seperti apa kisah iman Asia Bibi? Simak jawabannya pada hasil wawancara di bawah ini :

Ceritakan sedikit perjalanan kisah hidupmu tentang kasus ini

“Kalian pasti sudah tahu dan sudah mendengar kisah saya! Hingga hari ini rasanya saya tidak percaya bahwa kejadian buruk ini akan menimpa hidup saya! Sebagai seorang Kristen dan seorang ibu, pekerjaan saya tak lain adalah memetik buah sebagai seorang pekerja ladang.

“Pada 14 Juni 2009 — saya masih ingat betapa panasnya hari itu — saya minum air dari sumur menggunakan cangkir yang sama dengan beberapa wanita lain. Dua dari mereka menuduh saya mencemari air minum itu karena saya seorang Kristen.”

“Beberapa hari kemudian, saya dituduh melakukan penistaan. Kemudian, saya diadili dan dihukum mati karena dinilai telah melakukan penistaan ​​agama pada bulan November 2009.”

Apa yang terlintas dalam pikiran Anda saat itu ketika Anda dijatuhi hukuman?

“Anak-anak saya. Mereka masih sangat kecil waktu itu, dan saya merasakan kesedihan yang luar biasa. Saya berkata pada diri sendiri bahwa ini tidak mungkin. Saya tidak melakukan apa-apa”.

Anda dihukum dan menghabiskan waktu 10 tahun di penjara. Seperti apa kehidupan sehari-hari Anda?

“Saya sangat terisolasi, dan saya melakukan semua yang saya bisa, menenangkan diri saya. Tetapi, di atas segalanya, setiap saat saya menempatkan Tuhan di hati saya. Saya berdoa setiap hari”.

Apa yang membuat Anda tetap kuat dan tidak putus asa?

“Saya menerima dengan iklas kejadian ini dan menganggapnya sebagai cobaan yang dikirim oleh Tuhan. Ketika seorang manusia diuji, keinginan untuk maju untuk mengatasi cobaan sangat kuat.

asias-bibi
(Foto: bbc.com)

Saya tahu bahwa doa akan membantu saya dalam siatuasi sulit ini, dan banyak tanda yang mendorong saya untuk selalu berdoa.”

“Sebagai contoh, suatu malam saya bermimpi bertemu seorang imam yang mengajak saya untuk membaca dan merenungkan ayat-ayat Alkitab. Ketika saya membuka mata, saya sadar bahwa saya sedang bermimpi”

“Saat itu saya berpikir bahwa mungkin Tuhan mengirimkan saya tanda agar saya mulai merenungkan ayat-ayat Alkitab yang akan membantu menopang keterpurukan saya saat itu. Jadi, itulah yang saya lakukan. Saya membaca Alkitab dengan sangat teratur”.

Apakah ada bagian dalam Alkitab yang sangat berkesan di hatimu?

Ya, kata-kata yang selalu saya ingat adalah, “Tuhan adalah tempat berlindungku.” Berkali-kali, itu adalah salah satu ayat pada kitab Mazmur yang saya temui.

Apakah, Ashiq suamimu juga pendukung setiamu?

“Ya, dia menjadi pilar bagi saya selama ini. Dia tidak pernah melepaskan tangan saya, meskipun ada ancaman dan kesulitan.

Dialah yang memberi tahu saya bahwa Anne-Isabelle Tollet, seorang jurnalis asal perancis adalah orang pertama yang berbicara atas nama saya.

#asia-bibi-dan-Anne-Isabelle-Tollet
Asia Bibi dan Anne-Isabelle Tollet (Foto: bbc.com)

“Dialah yang memberi tahu saya bahwa banyak orang tertarik pada kasus saya. Dia juga adalah orang yang mengatakan kepada saya bahwa Paus Fransiskus mengirimkan doa khusus untuk saya.”

“Saat itu, saya merasakan sukacita yang luar biasa! Anak-anak kami adalah salah satu topik yang paling sering kami bicarakan.

asia-bibi-dan-paus-fransiskus
(Foto: vaticannews.va)

Karena ancaman terhadap mereka, saya tidak dapat sering berjumpa dengan anak-anak kami dan saya hanya bisa menanyakan aktivitas mereka kepada Ashiq”.

Anda akhirnya dibebaskan pada musim gugur 2019, tetapi gelombang protes yang belum pernah terjadi sebelumnya mencegah Anda untuk segera meninggalkan negara itu. Bagaimana perasaan Anda tentang curahan kebencian yang dilontarkan kepadamu saat itu?

“Pembebasan saya memperburuk ketegangan dengan cara yang menakutkan. Tetapi bagian tersulit adalah saya bisa mendengar mereka.

Saya bisa mendengar semua yang mereka katakan. Saya bisa mendengar teriakan protes mereka agar saya dieksekusi, dengan cara apa pun yang diperlukan. Tapi, luar biasa, saya selalu kuat. Saya tidak takut”.

Sudahkah Anda memaafkan orang-orang yang menghakimi Anda?

“Ya, saya sudah memaafkan mereka. Saya sudah memaafkan mereka sejak saya masih menjalankan hukuman 10 tahun di penjara itu, saat saya jauh dari keluarga saya. Dari lubuk hati yang paling dalam, saya sudah memaafkan mereka”.

Bagaimana Anda melihat masa depanmu setelah kejadian ini?

“Saya berharap kita semua bisa bekerja bersama untuk mereformasi hukum anti-penistaan ​​agama. Selain menyangkut masa depan pribadi saya, harapan terbesar saya adalah agar putri saya dapat memiliki akses pendidikan yang layak, bahwa mereka dapat tumbuh dalam lingkungan yang berpendidikan dan bahwa mereka dapat berjuang untuk kesetaraan”.

Apakah kamu merasa bebas?

Saya masih terus-menerus menerima ancaman, tapi ya, saya merasa bebas.

Baca Juga: Sedih! Suster Ini Berlutut dan Memohon di Hadapan Para Polisi Myanmar

Apa yang paling menyedihkan bagi Anda?

“Saya sangat sedih ketika harus meninggalkan Pakistan, negara tempat saya dilahirkan. Tapi saya tahu, Tuhan akan menunjukkan jalan-Nya kepada saya. Saya berpegang teguh pada harapan bahwa suatu hari nanti saya akan kembali ke tanah kelahiran saya.”

Sebaliknya, apa yang membuat Anda paling bahagia hari ini?

“Saya merasakan sukacita terbesar ketika saya sujud di hadapan Tuhan.”

Kini, setelah bebas dari penjara, Asia Bibi beserta keluarganya pindah dan menetap di Kanada. Kasus Asia Bibi ini bahkan sudah diangkat dalam buku Free At Last: A Coup of Water, a Death Sentence, and an Inspiring Story of One Women’s Unwavering Faith.

Itulah kisah iman Asia Bibi yang sangat inspiratif. Sangat tidak mudah jika kita berada dalam posisi perempuan berdarah Pakistan ini.

Tapi, jika kita menempatkan Tuhan di atas segala rasa takut dan ketidakberdayaan kita, maka tangan Tuhan pasti akan menopang langkah kaki kita.

Berita Terkait:

Menghadapi Pandemi dengan Meneladani Dokter Lie Agustinus Dharmawan

Redaksi

Mengenal Gregory Tan, Orang Muda Katolik yang Masuk Nominasi Kick Andy Heroes 2022

Edeltrudizh

Kapten Timans Polandia: “Aku Tak Pernah Malu akan Yesus”

Edeltrudizh
error: Content is protected !!